Banyak Anak di Paser Terserang Pneumonia, Kamal: Wajib Jaga Pola Hidup Sehat

Plt Direktur RSUD Panglima Sebaya, dr Kamal Anshari. (Foto: Tr/IndonesiaKini.id)

PASER (INDONESIAKINI.id) – Memasuki Musim Kemarau, Jumlah kasus penyakit Pneumonia, terutama pada anak-anak mengalami peningkatan akibat asap dari Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kabupaten Paser.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Plt. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panglima Sebaya, dr. Kamal Anshari, Senin (2/10/23).

Ia menjelaskan penyakit pneumonia adalah radang paru-paru yang diakibatkan infeksi saluran pernafasan.

“Selama musim kemarau ini, kami mengalami peningkatan kasus, terutama yang berkaitan dengan saluran pernapasan seperti pneumonia dan batuk,” jelas Kamal dalam keterangannya, Senin (2/3/23).

Kamal menambahkan, Kasus pneumonia pada banyak menyerang anak-anak dibandingkan dengan orang dewasa. Jumlahnya sekitar 40 hingga 50 kasus per bulan di RSUD Panglima Sebaya sejak meredanya Covid-19, terutama selama kebakaran berlangsung.

“Sementara penyakit Demam Berdarah (DBD) fluktuatif. Jika dirata-ratakan sebanyak 25 kasus per bulan,” tuturnya.

Dampak paling serius, kata dia, penderita akan mengalami kematian apabila tidak ditangani segera oleh tenaga medis.

Ciri-ciri yang paling mudah dikenali jika seseorang terpapar penyakit pneumonia adalah kesulitan bernafas, sehingga diperlukan perawatan intensif di unit perawatan intensif (ICU).

Meski demikian, hingga kini belum ada korban meninggal akibat penyakit ini, namun gejolak peningkatanya terus kita waspadai.

“Karena kami menanganinya dengan bantuan spesialis yang memiliki keahlian khusus dalam menangani kasus pneumonia,” jelasnya.

Lebih lanjut, Ia juga menjelaskan pneumonia adalah salah satu penyakit menular, sebarannya melalui udara. Sehingga ia mengimbau masyarakat, terutama keluarga dengan anak-anak, untuk menjaga pola hidup sehat, terutama selama musim kemarau.

“Bagi mereka yang menderita pneumonia, penting untuk menjaga diri dan menggunakan masker guna mencegah penularan. Hal yang sama berlaku untuk DBD yang masih ada, kita harus melakukan tindakan pencegahan dengan 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur),” tutupnya. (Tr)