Jembatan 1.117 Meter Ini Menjadi Jembatan Terpanjang di Indonesia

PALEMBANG – Kota Palembang mempunyai cukup banyak jembatan yang dapat digunakan warga sebagai penyebrangan antar satu daerah ke daerah lain.

Namun, ada satu jembatan yang sampai saat ini masih berdiri megah di Palembang dan menjadi jalan utama warga setempat.

Bahkan jembatan ini menjadi penolong warga Palembang yang dulunya harus menggunakan jasa penyeberangan (veerpont) untuk bisa menyebrang karena ada sungai panjang.

jembatan ini sempat menjadi yang terpanjang pertama di Indonesia sebelum dibangun yang lainnya.

Panjangnya bisa mencapai 1.117 meter, lebar 22 meter dengan berat 944 ton dan berat pembandul mencapai 500 ton.

Adapun jembatan yang dimaksud yaitu Jembatan Ampera yang menjadi ikon Kota Palembang dan menjadi tempat wisata bagi wisatawan luar daerah.

Kemegahan dari Jembatan Ampera ini menarik perhatian apalagi saat malam hari karena dipenuhi kerlap-kerlip lampu yang menyala sehingga menambah indah.

Oleh karena itu, banyak wisatawan yang datang Palembang menyempatkan untuk datang ke Jembatan Ampera hanya untuk sekedar berfoto.

Jembatan ini membentang panjang di atas Sungai Musi dengan menghubungkan dua daerah yaitu Seberang Ulu dan Seberang Ilir.

Sebelum dibangun jembatan ini dulu warga Palembang kerap menggunakan jasa penyeberangan untuk berpindah tempat yang mana cukup susah.

Gara-gara harus menyeberang dengan veerpont warga lokal pun menjadi mengeluh yang menjadi perhatian Soekarno di mana saat itu menjadi Presiden Indonesia.

Jembatan Ampera pun akhirnya dibangun dengan menggunakan uang rampasan perang Jepang hingga akhirnya mampu berdiri megah.

Pemberian nama untuk jembatan ini juga tidak sembarangan yang mana awalnya akan menggunakan nama Soekarno sebagai rasa hormat.

Namun, Presiden Indonesia tersebut menolak lalu menyarankan agar namanya diambil dari slogan bangsa Indonesia yaitu Amanat Penderitaan Rakyat atau Ampera.

Semakin ke sini, di sekitar Jembatan Ampera juga banyak dibangun tempat makan mulai dari pempek, model, hingga pindang.

Bahkan ada rumah makan di atas perahu di Sungai Musi sehingga jika makan kerap terombang-ambing oleh air tapi masih aman.

Air di sekitar Sungai Musi gelombangnya kecil sehingga perahu hanya bergerak pelan dan tidak mengganggu pengunjung yang sedang makan.