Opini  

Alimpaido ; Upaya Pelestarian Nilai Luhur Warisan Budaya Nusantara

MAJALENGKA (INDONESIAKINI.id) – Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat tahun 2015 yaitu Herdiawan, menggagas (Bukan Menciptakan) Lomba olahraga berbasis Permainan tradisional Nusantara yang juga di kenal di dunia karena banyak sejak dahulu melakukannya.

Sedangkan kata ALIMPAIDO, ini baru asli di ciptakan oleh Herdiawan, yaitu memberi nama event nya dengan ALIMPAIDO, yang tujuannya untuk salah satu upaya pelestarian nilai nilai luhur warisan budaya Nusantara, mengingat spiritnya bisa menginspirasi yang masih relevanuntuk anak bangsa pada situasi sekarang, sehingga bangsa kita akan dihargai bangsa lain didunia yang berperilaku penuh adab, karena memang KEBUDAYAAN ADALAH KEPRIBADIAN BANGSA).
Maka di gelar lah event di seluruh kabupaten dan kota di Jawa Barat karya kreatif berakar tradisi untuk perhelatan nasional, yaitu :
ALIMPAIDO olimpiadenya permainan olahraga berakar tradisi Nusantara.

Sinergi berbagai kementerian
kemendagri, kemendikbud, kemenpora, kemenparekraf. Dasar pertimbangan ALIMPAIDO perlu ada
tempat dan waktu pelaksanaan.
permainan yang dilombakan, cara, peserta lomba.

Kenapa menyebut permainan olahraga?
Karena olah raga yang berakar tradisi ini, dimanapun dia adanya, pasti awal di buatnya untuk tujuan bermain, karena untuk mendapatkan kegembiraan dan keakraban antar sesama, dimana aktifitas bermainnya itu sepenuhnya gerak badan/olahraga. Sehingga siapapun melakukan permainan tradisi ini, disamping hadirkan kegembiraan (dampak kepada jiwa) yang sekaligus berdampak menyehatkan raga. Tapi leluhur kita itu juga memiliki tujuan lain, dimana kreasi permainan itu diisi juga muatan makna / filisofi yang hebatnya, masih makna tersebut masih sangat relevan di zaman modern ini. Bahkan jika dicermati, prinsip prinsip bagaimana berbuat baik atau kunci sukses dalam kehidupan yang disampaikan para motivator dan pengkhotbah, ternyata prinsip bagaimana kita harus berperilaku, panduan nya sama. Karena orang tua kita dahulu, dengan keterbatasan teknologi informasi, saat ingin memberikan nasihat untuk bagaimana menjadi manusia yang berkarakter baik dan benar, misalnya bagaimana berperilaku terhadap alam, menjalani kehidupan, menghargai kemampuan sesama manusia, siap berjuang untuk memenangkan persaingan dengan cara jujur, dimana semuanya itu bermuara untuk yakin adanya sang Maha Pencipta, yang hasil ciptaanNYA itu menjadi kewajiban manusia untuk memeliharanya, bukan merusaknya, karena ciptaanNYA itu demi untuk kebaikan manusia itu sendiri jika ingin mendapatkan kehidupan yang baik. Beberapa contoh permainan dengan muatan filosofi yang dikandungnya akan di dadar pada Bab tersendiri.
Kenapa ingin seperti olimpiade?
Karena olimpade itu perhelatan olahraga internasional, maka event ALIMPAIDO yang mirip dengan kata olimpiade inii, bercita cita bisa di selenggarakan tidak hanya untuk di indonesia saja, tapi kelak bisa jadi perhelatan olaraga permianan tradisi internasional, karena pada dasarnya memiliki permainan.

Tradisi hampir sama dengan yang dilakukan oleh masyarakat diseluruh dunia, hanya beda penamaannya saja. Kelebihannya dari olimpiade, di ALIMPAIDO tidak perlu ketat dengan standar aturan ribet dari alat yang dipergunakan maupun pelaksanaan permainannya. Karena itu tadi, kita ingin menjalin keakraban antar manusia dimuka bumi ini, melalui cara bermain yang berdampak kegembiraan serta menyehatkan jiwa raga. Kalau sudah begitu, masa sih masih mau perang atau terjadinya penindasan atas manusia satu dengan yang lainnya. Semoga ALIMPAIDO berkontribusi untuk spirit damai, gembira dan sehat.
Tapi jika pun hanya diselenggarakan di Indonesia saja tidak apa2, paling tidak bagi Indonesia, kita bisa bicara : oke, dunia punya olimpiade untuk olahraga modern prestisius, dan Indonesia, punya ALIMPAIDO untuk permainan olah raga tradisi prestisius.

ALIMPAIDO itu istilah, kata atau nama sesuatu ?
Pada suatu rapat antara Dinas Provinsi bersama Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan, 2008, saat itu Dinas Pariwisata Jawa Barat menyampaikan usulan bahwa mengingat peran olahragawan Indonesia di Olimpiade (saat itu sedang berlangsung Olimpiade di Beijing ) masih jauh tertinggal, maka sambil menunggu Indonesia menjadi kampiun di Olimpiade, diusulkan Indonesia untuk mempelopori event olahraga tradisi saja dulu, mengingat permainan tradisi ini juga ada di berbagai negara dunia, karena Indonesia yang mempelopori maka cabang permainan olah raga tradisinya dominan yang akrab di Indonesia, sehingga Indonesia bisa jadi kampiunnya. Pejabat Kementerian mendukung dan meminta di Jawa Barat saja dulu membuat uji cobanya.
Karena di Jawa Barat, maka di carilah nama event nya supaya mirip dengan nama olimpiade, Kepala Dinas Pariwisata Jawa Barat saat itu Herdiawan, mendapatkan ide nama event nya, yaitu ALIMPAIDO, diambil dari dua kata bahasa sunda / jawa, yang bermakna :
ALIM = tidak ingin/ tidak mau dan PAIDO = menyalahkan/ melecehkan/ tidak menghargai/ iri / suuzonkepada orang lain atau karya orang lain. Maka ALIMPAIDO berarti ‘TIDAK INGIN MENYALAHKAN ORANG LAIN JIKA DIRI SENDIRI BELUM MEMPEROLEH KEBERHASILAN’. Secara singkat HARUS KSATRYA.
Spiritnya adalah, diharap tumbuh jiwa kstaria, kalau kalah memang karena kita kurang giat berlatih. Berani Jujur. Meraih prestasi, juara, kedudukan, pemimpin, jabatan diraih dengan Ksatria. Jika suatu saat event ALIMPAIDO menjadi event nasional yang prestisius dan faham spirit kata ALIMPAIDO,
bukan hal mustahil spirit ALIMPAIDO menjadi KEPRIBADIAN BANGSA, siap menjadi orang hebat dengan cara ksatrya.
Cabang Permainan Olahraga nya akan menampilkan cabang cabang yang pada umumnya sudah sangat dikenal oleh komunitas masyarakat Nusantara, dimana dlam pelaksanaannya harus bisa dikemas dengan cara estafet beradu kekuatan tanding menuju garis finish. Tetapi ada juga lomba permainan tradisi antar tim berupa bersifat penilaian estetika saja, seperti permainan tradisi suatu Provinsi di nilai mana yang lebih menarik kemasannya.

semangat sinerji kementerian dalam perhelatannya(kemendagri, kemendikbud, kemenpora, kemenparekraf,koperasi ukm).

Selalu kita mendengar, bahwa semua sektor dalam upaya membangun bangsa untuk kemajuan negara, mutlak terjadinya sinerji.
Memupuk untuk menumbuhkan upaya sinerji itu, bisa dengan nyaman terjadi melalui pintu yang mempraktekan keakraban dan kegembiiraan dalam saling sokong suatu kegiatan, dengan ujung hasil menggelegar, karena dampak sinerji itu memiliki output dan outcome yang besar secara nasional bahkan dunia
Perhelatan ALIMPAIDO olimpiadenya permainan olah raga berakar tradisi, bisa menjadi salah satu media untuk melatihnya dan membuktikannya, bagaimana sinerji berbagai fihak akan begitu mengalir dengan “everybody happy”, lalu hasilnya sesuatu yang fenomenal dan disambut gembira oleh masyarakat baik nasional maupun internasional.
Berikut adalah bagaimana praktek nya.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa memiliki tugas pokok dan fungsi untuk pelestarian nilai nilai luhur karya seni budaya dan adat Nusantara, didapuk menjadi leading sector untu perhelatan ALIMPAIDO ini, karena peran nya sangat inti dan berpengaruh penting untuk meminta para Gubernur mengirimkan kontingennya ke perhelatan ALIMPAIDO ini.

• KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Direktorat Jenderal Kebudayaan tentu peran sinerjinya sangat nyata dalam perhelatan lomba permainan berakar tradisi yang eksistensinya ada di setiap Provinsi atau Suku Adat di Nusantara ini. Terlebih tiap permainan tradisi ini memiliki makna/ filosofi yang bisa membanguna karakter manusia Indonesia sehingga wajib disosialissikan kepada masyarakat, terutama permainan olahraga tradisi sarat makna positif ini seyogyanya bisa di jadikan extrakurikuler pada siswa segala tingkatan.

• KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAH RAGA

Olah Raga Masyarakat/ Rekreasi yang di tangani Kementerian Pemuda Olah Raga ini, bisa sangat membantu kelancaran penyelenggaraan event ALIMPAIDO ini, sebagai pengayaan dari event untuk perhelatan Olah Raga Masyarakat/ Tradisi yang masih sangat kurang gaungnya, padahal masyarakat yang menyukai, mengenali dan memainkan permainan tradisi ini masih sangat banyak.

• KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

Adanya tugas Ekonomi Kreatif bisa turut dalam perhelatan ALIMPAIDO ini, karena pada saat penyelenggaraan event ALIMPAIDO in, juga akan dihadirkan karya inovasi kreatif berbasis tradisi dari masing masing budaya asal peserta lomba, baik berupa kain, kerajinan tangan, kuliner, seni budaya dengan kemasan teknologi kekinian. Event ALIMPAIDO ini pun sangat tepat untuk sarana promosi destinasi wisata tiap Provinsi, karena akan hadir tampilan visual objek objek wisata dan budaya Provinsi masing masing. Terlebih jika suatu saat penyelenggaraan ALIMPAIDO ini dilaksanakan di lokasi wisata berkelas dunia, sebagaimana kawasan Taman Nasional/ Hutan Wisata yang dikelola Kementerian LHK, maka ajang ini adalah promosi wisata sangat strategis.

• KEMENTERIAN DESA

Di desa desa Indonesia yang kegiatannya masih ditopang dengan tatacara budaya, adat istiadat, tentu akan sangat tepat jika permainan olahraga tradisi ini di masyarakatkan kepada warga desa dalam salah satu upaya meningkatkan pembangunan Desa berazas adat tradisi.
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
Para pelaku UKM binaan Kementerian Koperasi UKM bisa di tampilkan meramaikan acara Lomba Permainan Tradisi tingkat Nasional ini, supaya produk produk UKM semakin dikenal pasar secara luas.

Melalui perhelatan ALIMPAIDO olimpiadenya permainan olah raga tradisi, upaya
pengamalan budaya warisan leluhur untuk membentuk kepribadian bangsa.

Dasar pertimbangan perlunya PELAKSANAAN ALIMPAIDO,
olimpiadenya permainan olahraga tradisi

Berawal dari keprihatinan dengan melihat fakta, bahwa tidak dipungkiri perkembangan IT saat ini perlu kita syukuri, tapi kenyataan lain pun tidak bisa kita nafikan, dimana banyak generasi muda kita, yaitu anak anak danpemuda kita duduk ber jam jam didepan computer bermain games. Permainan yang tidak banyak gerak badan, bahkan lebih cenderung kepada perusakan pancaindera dan fisik secara keseluruhan. Bukan tidak boleh bernain game dengan alat gadget / computer itu, tapi sejalan dengan itu perlu hadirkan keseimbangannya, yang nuansanya sama, yaitu menikmati permainan juga, tapi berupa olah fisik yang tujuannya sama dengan permainan games di komputer, yaitu harus pandai berstrategi dalam menuju kemenangan.
Permainan itu adalah karya leluhur bangsa kita, yang murah, mudah, sederhana, merakyat karena alatpendukungannya berada disekitar kita, tapi memiliki dampak nyata bagi kesehatan jiwa raga. Lebihnya lagi adalah tiap jenis permainannya itu, sarat dengan makna / filosofi bagaimana kita mengisi dan berlaku dalam mengarungi kehidupan.
Kenyataannya sudah membuktikan, bahwa kita yang menyaksikan dan pelakunya, merasa gembira ketika melihat olah raga bersifat kemasyarakatan berupa permainan ciptaan baru, seperti acara Famous Game, Ninja Warrior atau Benteng Takeshi, padahal bagi orang Indonesia, sudah tidak perlu susah atau bingung mencari atau mencipta pertandingan jenis baru, karena leluhur kita telah mewariskan jenis permainan tradisi nya kepada kita generasi sekarang, yang masih sangat relevan.
Untuk menghadirkan rasa sukacita bagi rakyat namun juga mengandung daya saing bagi peserta lombanya, perhelatan ALIMPAIDO ini kami kemas dengan caralomba/ kompetitif, sehingga dari perhelatan lomba yang nuansa nya bermain ini, tetap hadirkan semangat meresap diri untuk menjadi pemenang dengancara jujur/ ksatrya.
Perhelatan ALIMPAIDOnya, sebagai ajang pembuktian saja, karena sebenarnya harapan kami pengamalan melakukan aneka permainan tradisi ini bisa menjadi bagian keseharian yang dilakukan siswa di sekolah sekolah, disaat para siswa melakukan permainan tradisi ini, mereka oleh para gurunya diberikan apa makna atau filosofi yang dikandung dari tiap jenis permainan tradisi tersebut, sehingga kita memasukan nasihat tapi tidak dirasa sebagai perintah/ menggurui mereka. Dari keseharian mereka bermain dengan permainan tradisi yang juga difahami makna / filosofinya, diharap membentuk siswa yang menghadirkan karakter pada dirinya, selanjutnya menjadi kepribadian karena pemahaman kebenaran dari praktek kebudayaan rakyatnya, berbangga dengan kesederhanaan, berjiwa jujur/ kesatria dalam menggapai cita cita. Pasti dunia akan menghargai bangsa kita jika karakter jujur, siap bersaing dengan tetap sederhana telah menjadi kepribadian bangsa.

Kandungan makna/ filosofi permainan karya leluhur

Leluhur kita memang memiliki pemikiran adiluhung penuh ke arifan.
Bagaimana memberi tuntunan, pepatah petitih, nasihat kepada generasi penerusnya untuk menjadi manusia yang saling mencintai antar sesama, juga terhadap lingkungam alam sebagai pendukung utama untuk kehidupan yang baik.
Kearifan orang tuanya memasukan nasihat itu tidak terasa memaksa, menggurui tapi melalui cara yang dirasa menggembirakan, yaitu bentuk permainan.
Beberapa makna/ filosofi yang dikandung dalam permainan itu.

1. EGRANG
Disaat kaki kita akan naik dudukan bilah bambu dari bawah/ tanah pijakan, maka tangan harus erat kuat memegang kedua batang kiri kanannya, terus mata dan kepala harus tunduk melihat kebawah, karena jika pandangan mata keatas dengan kepala mendongak, maka saat bergerak, kita akan terjerembab jatuh. Tidak adanya kontrol keseimbangan badan.
Filosofi kata sesepuh kita, intinya harus selalu kontrol diri, cerminan jika kita naik tingkat kemuliaan dalam hidup, misal naiknya kedudukan/ karir, apakah jadi pimpinan lembaga atau Kepala Daerah, maka peganglah amanah dengan kuat, perhatikan kebawah yang telah mendukungdan memberi kepercayaan kepada kita saat berproses, karena jika kita tidak memperhatikan yang telah memberi kepercayaan kepada kita, maka kita akan jatuh dengan sendirinya.

2. PEREPET JENGKOL/ BERGERAK DENGAN KAKI BERKAIT/ LARI SINERJI

Perhatikan bagaimana kita bisa lancar bergerak jika kita mampu saling mengaitkan kaki dengan kuat antar kawan, sehingga memudahkan dalam melangkah gerak menuju tujuan.
Filosofinya : saling berkait kaki dengan kuat adalah ciri adanya keinginan selalu bersinerji dengan kawan untuk kita bahu membahu dalam mencapai tujuan. Hidup itu tidak bisa sendirian. Sebenarnya sinerji bagi kita bukan hal asing jika kita berkenan mengetahui apa yang sudah di ajarkan oleh leluhur kita.

3.TARIK PELEPAH atau LARI BEBAN

Filosofi : Dalam menjalani kehidupan, sama dengan kita itu membawa beban, meneyelesaikan beban untuk menuju keberhasilan, kita memerlukan adanya orang lain yang sama sama memiliki beban juga, maka bersama kawan mengatasi beban, akan menjadi ringan atas beban yang menggelayuti hidup kita ini, karena kita bersama kawan kawan menarik beban itu.

4. PUTAR GASING/ MAIN PANGGAL

Memutar gasing lalu dengan hati hati kita menjaga agar tetap berputar dengan disimpan dalam tempat terjaga, atau dibawa sambal berlari, harus dilakukan dengan hati hati dan seksama saat kita melakukannya.
Filosofi : Putaran gasing adalah ibarat dunia yang berputar, putaran gasing itu tidak lama, hanya sebentar. Pinisepuh kita menegaskan, pandang bahwa dunia itu kecil saja dibanding keberadaan diri kita, bahkan sangat sebentar karena ibarat kita numpang lewat, maka janganlah kemudian kita mengorbankan dengan segala cara untuk kepentingan dunia ini, karena bila tidak hati hati dengan dunia pada akhirnya kita bisa tersandung jatuh celaka, apadahal setelah kehidupan dunia, kita akan menyonsong tempat keabadian hidup. Jangan kita merugi di keabadian hidup dengan penuh kesengsaraan akibat meraih nikmat keduniaan dengan perbuatan tidak jujur demi nafsu hidup yang padahal sesaat itu.

5. ENGKLE/ BENGKA/ SORODOT GAPLOK/ MENEMBAK DENGAN KAKI

Permainan untuk mencapai ketepatan sasaran batu dengan menggunakan ayunan benda di simpan di kaki, tidak bisa berhasil jika pikiran, mata, hati, rasa, keinginan terhadap yang yang kita tuju, jika kita tidakfocus.
Filosofi : Dalam kehidupan, jika ingin berhasil meraih yang kita harapkan, maka hidup kita harus memiliki berbagai ilmu. Tidak bisa hanya mengandalkan perasaan saja. Karena dengan berbekal ilmu ilmu pun, kita dalam berusaha, tetapa tidak selalu mudah, perjuangan nya pasti dibarengi kesulitan, menemui kegagalan, tapi hati, pikiran dan rasa memerintahkan untuki coba terus karena saya punya ilmu.

6. GATRIK/ GOLF ala KAMPUNG

Permainan yang dilakukan harus melakukan pemukulan anak bilah bambu dengan induk bilah bambu, lalu setelah pukulan terhadap anak bambu dengan upaya beberapa kali, supaya jauh terlempar, kemudian setelah anak bamboo jatuh dipukul lagi untuk bisa mencapai sasaran.
Filosofi : Orang tua harus berusaha memberikan pendidikan kepada sang anak se tinggi tingginya (memukul anak bilah bambu sampai 3 kali, ibarat pencapaian pendidikan tidak hanya S 1, S2tapi capai sampai S3), sehingga bisa mencapai sasaran jauh, untuk memajukan bangsa penuh kesejahteraan.

7. LARI BATOK/ LARI TEMPURUNG

Berlari menggunakan tempurung haruslah dengan menjaga keseimbangan diri, memegang erat tali pengikat tempurung yang dipakai alas kaki, agar yang kita pijak tetap berada dikaki mengikuti ayunan langkah kita.
Filosofi :Merancang perencanaan selalu harus membumi, jangan membuat perencanaan yang meng awang awang sehingga sulit dalam pelaksanaannya, atau sekedar obral janji saat kampanye. Jadi lah amanah dengan memegang janji yang dituangkan dalam perencanaan, lalu yang lebih penting adalah bagaimana kita harus selalu memegang erat amanah yang diberikan, sehngga kita akan merasa ringan dan lapang hati saat melangkah dalam menapaki kehidupan ini.

8. TIUP SUMPIT atau MENEMBAK ala KAMPUNG

Melepas panah dengan meniup melalui sumpit, memerlukan konsentrasi fokus terhadap tepatnya sasaran tembak.
Filosofi : Meniup anak panah melalui sumpit dengan mulut, symbol orang tua kita dengan doa melepas anaknya mengarungi hidup untuk cita cita/ sasaran pencapaian amalan penuh kebaikan. Orang tua bertugas memberi pendidikan lalu melepas anak untuk berjuang denga diri yang sudah punya bekal itu. Anak mau kemana membawa arah diri, menempuh perjuanagan sepenuhnya tanggung jawab si anak, orang tua saat itu hanya bisa mendorong doa dan berharap dalam mencapai tujuannya, selalu memiliki perencanaan, fokus atas apa yang sudah di rencanakan untuk pencapaiannya.

Tempat dan waktu pelaksanaan
ACARA AKAN DI AWALI DENGAN PERMAINAN ANGKLUNG BERSAMA
Tempat :
Ada dua pilihan.
Untuk pertimbangan bisa bebas di hadiri berbagai penonton karena lokasinya strategi tempat lalu lalang kegiatan orang, bisa dipilih :
Lapangan MONAS JAKARTA
Konsekuensi nya harus membuat sarana untuk penonton dan pendukungan lainnya.
Pilihan kedua, suatu tempat yang sudah memiliki sarana kenyamanan penonton, saana pendukungan pelaksanaan kegiatan, tempatnya fenomenal membanggakan karena kemegahannya, tapi tidak serta merta publik mengetahui disitu ada kegiatan mengingat lokasinya bukan konsentrasi daya tarik khalayak, pilihannya adalah :
TAMAN MINI INDONESIA INDAH PONDOK GEDE BEKASI atau
LAPANG SEMPUR BOGOR dengan HALAMAN ISTANA BOGOR
Waktu Pelaksanaan :
3 (tiga) hari dalam bulan DESEMBER (13 Desember adalah HARI NUSANTARA, yaitu memperingati upaya meningkatkan rasa cinta masyarakat kepada Bangsa dari Sabang sampai Merauke, salah satunya pelestarian nilai nilai luhur warisan budaya Nusantara, mengingat jika diamalkan, masih relevan sebagai spirit dan mengisnpirasi anak bangsa untuk memajukan negara, sehingga bangsa kita tampil dihargai bangsa lain didunia, karena kita berperilaku penuh adab, lantaran memiliki akar budaya adiluhung, karena memang KEBUDAYAAN ADALAH KEPRIBADIAN BANGSA), atau
bulan AGUSTUS (dalam rangka peringatan Kemerdekaan Republik Indnesia).

PADA SAAT PENYELENGGARAAN EVENT ALIMPAIDO, MAKA AKAN DI SEDIAKAN 100 BOOTH TENDA UNTUK DI GUNAKAN PELAKU USAHA UMKM, YANG MENAMPILKAN MAKANAN KHAS MASING MASING DAERAH, KERAJINAN TANGAN, PRODUK KAIN, HASIL HUTAN SEPERTI MADU, JAMUR, BUAH BUAHAN, DLL.
JUGA AKAN TAMPIL MUSIK MUSIK YANG MENGIRINGI LOMBA .

Permainan rakyat yang di lombakan,caranya serta ke pesertaan
Pilihan Permainan yang di Lombakan
Permainan Cabang Olahraga kampoengan ini akan menampilkan cabang cabang yang pada umumnya sudah sangat dikenal oleh komunitas masyarakat Nusantara, yaitu :
Egrang, Lari Alas Tempurung, Lari Kaki Berkait, Tarik Pelepah, Engkle/ Bengka, Gatrik, Gasing/ Panggal, Tembak Sumpit.
Namun untuk memiliki dayatarik khalayak, akan pula disisipkan permainan kreasi kekinian, diantaranya Bakiak Rame Rame, Memasukan Tongkat ke Botol/ Tabung dan yang lainnya.
Cara Lomba nya
Untuk yang lomba 10 permainan, di lakukan estafet, sambung menyambung antara cabang olahraga yang satu dengan yang lainnya, dengan di hadang oleh aneka “faktor kesulitan”.
Ke 10 (sepuluh) permainan estafet itu adalah :
Egrang, Lari Tempurung, Engkle, Gasing, Perepet Jengkol,Boy boyan, Gatrik, Tarik Pelepah, Bakiak rame rame, Tembak Sumpit
Permainan nya dilakukan dengan cara bertanding adu cepat menuju garis finish, dimana dari satu permainan ke permainan lainnya dilakukan estafet / sambung menyambung dari peserta yang memainkan permainan di awal, sambung ke permainan kedua dan seterusnya sampai 10 permainan. Penghargaan medalinya sebanyak jumlah lomba estafet tersebut.
Masing masing cabang untuk adu tandingnya berjarak maksimal 30 meter, sehingga satu tim harus terdiri dari 3 (tiga) sampai 5 (lima) orang, agar bisa berganti pemain saat menyambung ke bergantinya cabang permainan. Tapi tidak dilarang jika ada satu orang yang merasa kuat akan melakukan beberapa cabang sambung menyambung nya itu.
Lama waktu permainan adalah SAAT ADA SATU TIM YANG SUDAH MASUK KE CABANG LOMBA TEMBAK SUMPIT, MAKA DARI SAAT ITU DI BERLAKUKAN PERHITUNGAN WAKTU SELAMA 30 (TIGA PULUH MENIT).
Bilamana salah satu tim Tembank Sumpit sudah bisa menyelesaikan menembak anak sumpit ke 5 (lima) sasaran, maka permainan selesai.
Pemenang ke dua akan dihitung dari hasil tembak mengenai sasaran dalam sisa waktu 30 menitnya.
Namun sebelum menuju ke lomba 10 permainan, akan dilakukan tingkatan babak.
Babak Penyisihan :
Seluruh Tim bertanding dengan 4 cabang permainan, Egrang, Boy boyan, Lari Tempurung, Tembak sumpit SATU SASARAN.
Waktu 10 menit berlaku setelah ada Tim yang memulai Tembak Sumpit.
Jika dalam 10 menit belum ada yang berhasil selesai maka akan ditanding dua kali 10 menit, jika tidak ada yang berhasil maka akan di undi untuk menentukan pemenangnya.
Semi Final
Sampai menghasilkan 3 Tim.
Permainannya terdiri dari 6 (enam) cabang : Egrang, Lari Tempurung, Gasing, Boy boyan, Bakiak, Tembak sumpit.
Final :
Terdiri dari 10 (sepuluh) permainan estafet :
Egrang, Lari Tempurung, Engkle, Gasing, Perepet Jengkol,Boy boyan, Gatrik, Tarik Pelepah, Bakiak rame rame, Tembak Sumpit
Permainan Tunggal.
Jenis permainan ini dilakukan perorangan atau kelompok, seperti congklak, galah asin, yoyo, keahlian khas masing masing daerah (seperti lais jawa barat), adu kelereng, panco dll.
Penghargaan medalinya masing masing satu, baik perorangan atau kelompok.

• Peserta Lomba

Peserta lomba minimal setingkat umur siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
Asal USUL atlit tidak ada pembatasan, siapa saja dengan latar belakang apa pun, tidak di larang (ABRI, POLISI, MAHASISWA, SISWA, SANTRI, KULI PANGGUL, SELEBRITAS ). Tidak ada Kelompok Umur, dalam satu tim bebas campuran umur nya, DENGAN SYARAT TELAH DI PERIKSA KESEHATAN DIRI OLEH LEMBAGA BERWENANG, BAHWA ATLIT KAMPUNGAN ITU LAYAK BERTANDING ( SEHAT JASMANI ROHANI, ENDURANCE MUMPUNI).
Saat berlomba, atlitnya di wajib kan MENGENAKAN AKSESORI ADAT SUKU DAERAH YANG DIWAKILINYA.

• Penghargaan

Pemenang akan mendapat berbagai katagori dan uang partisipasi kegiatan pelestarian budaya, yaitu :
Istilah peraih Medali Emas, adalah untuk Juara Pertama,
dengan mendapat uang Istilah Medali Perak, adalah untuk Juara Kedua,
dengan mendapat uang
Medali Perunggu , adalah untuk Juara Ketiga,
dengan mendapat serta ada hadiah hiburan untuk berbagai penilaian khusus kepada peserta.

(Oleh : Aan Gaet Majalengka)

PERINGATAN !!! hak cipta dilindungi undang-undang