UPT Taman Budaya Jatim Gelar Workshop Pedalangan 2024, Catat Tanggalnya!

SURABAYA | Dalang, sejak kemunculannya di zaman prasejarah mempunyai peran penting di dalamkehidupan sosial budaya. Ia bukan hanya seniman yang multitalenta, tapi juga budayawan dan ahli spiritual yang mampu menghubungkan antara dunia nyata dan dunia maya.

Jika pada masa lalu dunia maya yang dihadapi dalang adalah dunia roh, makadunia maya yang dihadapi dalang pada zaman sekarang adalah internet.

Sejak Zaman Prasejarah sampai zaman orde lama, dalang di dalam kehidupanmasyarakat selalu ‘mengambil peran’ positif. Banyak peran yang disandang dalang pada masa itu. Antara lain sebagai syaman, guru masyarakat, seniman dan budayawan.

Hanya di zaman orde baru dalang ‘diperankan’ oleh pemerintah dan elite politik untuk menyampaikan misi-misinya. Pada zaman reformasi sampai sekarang, dalang dituntut ‘mengambil perannya’ kembali sebagai seniman yang berwawasan luas, kreatif dan inovatif, agar pakeliran yang disajikan dapat diterima generasi milenial yang mulai berjarak dengan dunia tradisi.

Sehingga sangat diperlukan pemahaman dan kesiapan para pelaku seni tradisi termasuk dalang di dalam menghadapi lajunya era digital yang semakin sulit dibendung. Kreativitas, inovasi dan kolaborasi adalah kunci utama kesuksesan seniman dalang dalam menghadapi kemajuan zaman.

Kenyataan di lapangan menunjukkan, sebagian besar dalang terutama yang berusia 50 tahun ke atas dan tinggal di pedesaan masih buta teknologi. Bagaimana mungkin mereka dapat memiliki perangkat digital, sedangkan untuk mempertahankan hidup saja sulit karena sepinya job pentas, sehingga mereka lebih memilih bersikap nrima ing pandum, yakni menyerah pada keadaan.

Hanya sebagian kecil dari mereka khususnya para dalang muda yang kreatif dan inovatif yang mampu menangkap sinyal revolusi Industri 4.0. Selain pergelarannya mulai dipublikasikan melalui jaringan internet pada situs web ‘berbagi video’ atau YouTube, juga mereka mulaiberbagi tentang pengetahuan pedalangan dan keterampilan teknik pakeliran di media web.

Cara ini disamping sebagai sarana untuk meraih popularitas, juga cara efektif untuk mengenalkan wayang kepada generasi milenial yang kesehariannya akrab dengan dunia maya.

“Menyikapi hal itu, UPT Taman Budaya Jawa Timur bekerjasama dengan PEPADI Jatim akan menggelar Workshop Pedalangan yang akan dikemas dengan tema “Progres Pedalangan dalam era digitalisasi Tahun 2024” di Pendapa Jayengrana Taman Budaya pada 25 – 26 Maret 2024 pukul 09.00 WIB,” kata Evy Afianasari, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim, Jumat (22/3/2024).

Hadir selaku narasumber, yakni Sinarto, S.Kar., MM. (Ketua PEPADI Jatim) yang akan membawakan makalah berjudul“Mengenal Perilaku Konsumen” dan Ki Jlitheng Suparman, dalang nyentrik dari Surakarta yang biasa mendalang“Wayang Kampung Sebelah”.

Rundown Pagelaran Workshop Pedalangan 2024 di Pendopo Cak Durasim ,Taman Budaya Jatim, Surabaya.

(nugi)

PERINGATAN !!! hak cipta dilindungi undang-undang