Aceh  

Tim PKM-PM Unimal Luncurkan Program Candu Diksi Untuk Kembalikan Eksistensi Cerita Rakyat

ACEH – Mahasiswa Universitas Malikussaleh melalui ajang Program Kreativitas Mahasiswa bidang pengabdian masyarakat (PKM-PM) meluncurkan program “Candu Diksi (Cerita Daerahku Berbasis Augmented Reality 3D)” sebagai upaya untuk mengembalikan eksistensi cerita rakyat Aceh.

Program yang diluncurkan oleh mahasiswa unimal ini merupakan program yang menggabungkan teknologi augmented reality 3D (AR) dengan kearifan lokal Aceh. Peran dari teknologi pada program ini ialah sebagai pemicu daya tarik masyarakat terkhususnya remaja untuk kembali membaca cerita rakyat Aceh. Dalam program ini mereka nantinya akan menerbitkan sebuah buku cerita rakyat yang terdapat barcode augmented reality 3D dan rencananya akan dipasarkan ke seluruh toko buku yang ada di Aceh. Program ini akan dijalankan di MTs Nisam sebagai percontohannya.

Tim ini terdiri dari lima mahasiswa dan seorang dosen pendamping yang berasal dari program studi yang berbeda di Universitas Malikussaleh. Diantaranya ialah Riezka Maghfirah selaku ketua tim berasal dari program studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Naiza Ferona dari program studi Psikologi, M Fitra Waldi dari program studi Teknik Elektro, serta Alfin Syatriawan dan Mumtazia Wildan dari program studi Teknik Informatika, dan dosen pendamping sendiri Arnawan Hasibuan, S.T., M.T., Ph.D. berasal dari program studi Teknik Elektro.

Mereka mengakui ide ini muncul berawal dari sulitnya menemukan buku cerita rakyat Aceh di sekitar mereka. Selain itu mereka juga ikut merasakan akan tidak adanya pewarisan cerita rakyat aceh di dalam masyarakata aceh itu sendiri. Oleh karena itu melalui kegiatan PKM-PM ini mereka ingin mengembalikan kesadaran masyarakat terkhususnya bagi para remaja akan pentingnya menjaga kelestarian budaya Aceh terkhususnya cerita rakyat Aceh.

Mereka berharap dengan adanya program ini bisa menjadi media dalam menjaga kelestarian cerita rakyat Aceh. Selain dari itu mereka juga berharap program ini dapat ditiru oleh mahasiswa lain agar dapat sama sama menjaga kelestarian budaya Aceh.