PADANG PARIAMAN – Taman Budaya Sumatera Barat, yang diharapkan menjadi pusat kegiatan seni dan budaya di provinsi tersebut, kini menghadapi masalah serius yang bisa menjadikannya proyek gagal seperti kasus Hambalang. Pembangunan yang dimulai pada tahun 2019 dengan anggaran mencapai Rp 150 miliar ini terhenti sejak awal 2023 karena berbagai kendala, termasuk masalah pendanaan dan administrasi.
Kepala Dinas Kebudayaan Sumatera Barat, Dr. Andi Rizal, mengungkapkan bahwa proyek ini mengalami banyak hambatan teknis dan non-teknis. “Ada beberapa masalah yang harus diselesaikan, seperti penyelesaian administrasi lahan, audit anggaran yang belum tuntas, dan juga masalah dengan kontraktor yang mengerjakan proyek ini,” ujarnya.
Proyek ini direncanakan akan menjadi ikon budaya Sumatera Barat, menyediakan ruang bagi para seniman lokal untuk berkarya dan mempromosikan budaya Minangkabau ke kancah nasional dan internasional. Namun, dengan terbengkalainya proyek ini, harapan tersebut semakin jauh dari kenyataan.
Salah satu penyebab utama terhentinya proyek ini adalah kurangnya transparansi dalam pengelolaan anggaran. Hingga saat ini, audit dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) belum selesai, dan ditemukan adanya ketidaksesuaian antara laporan penggunaan dana dengan realisasi di lapangan. “Kami mendesak pihak-pihak terkait untuk segera menyelesaikan audit ini agar pembangunan dapat dilanjutkan,” kata Ketua Komisi III DPRD Sumatera Barat, Ir. Zulkifli.
Masyarakat dan para pegiat seni di Sumatera Barat pun merasa kecewa dengan kondisi ini. Mereka mengkhawatirkan bahwa proyek Taman Budaya Sumatera Barat akan bernasib sama dengan proyek Hambalang, yang terkenal dengan skandal korupsinya dan akhirnya terbengkalai. “Ini sangat menyedihkan. Kami berharap pemerintah segera mengambil tindakan tegas untuk menyelamatkan proyek ini,” ujar Nurlela, seorang seniman tari tradisional.
Menanggapi kekhawatiran ini, Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, berjanji akan segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proyek tersebut. “Kami tidak ingin proyek ini menjadi sia-sia. Akan ada tim khusus yang dibentuk untuk menangani masalah ini dan memastikan pembangunan dapat dilanjutkan dengan transparan dan akuntabel,” tegasnya.
Taman Budaya Sumatera Barat diharapkan menjadi pusat kegiatan budaya yang tidak hanya meningkatkan pariwisata tetapi juga melestarikan seni dan budaya lokal. Dengan adanya permasalahan ini, harapan tersebut terancam pupus. Semua pihak berharap agar langkah-langkah penyelamatan yang tepat dapat segera diambil sehingga proyek ini tidak menjadi ‘Hambalang Jilid 1’ di Sumatera Barat.