Harganas ke-31 Jawa Timur : Revitalisasi Peran Keluarga dan Inovasi PopulationClop

Teks Foto : Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono (kedua kiri) saat menghadiri Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 di Jatim Expo (JX) Surabaya, Rabu (10/7/2024). (ist)

SURABAYA | Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 tahun 2024 tingkat Provinsi Jawa Timur digelar oleh Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur di gedung Jatim Expo Surabaya, Rabu (10/7).

Menurut Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jatim, Dra. Maria Ernawati, M.M., kegiatan ini mengusung tema “Keluarga Berkualitas menuju Indonesia Emas”. “Ini merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam merevitalisasi peran keluarga untuk mengatasi persoalan-persoalan yang menghambat pencapaian cita-cita pembangunan,” ujarnya.

Maria menjelaskan bahwa penyelenggaraan Harganas tingkat Provinsi Jawa Timur dilatarbelakangi oleh peringatan Harganas yang telah digelar di Kota Semarang pada 29 Juni 2024. “Konsep peringatan Harganas tingkat provinsi Jawa Timur kali ini adalah temu kader dan tenaga lini lapangan, sebagai wadah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya sosok keluarga bagi pembangunan bangsa dan negara,” tambahnya.

“Kegiatan ini juga sebagai upaya membangun keluarga menuju Indonesia emas, sekaligus memberikan penghargaan kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam program bangga kencana di Provinsi Jawa Timur,” jelasnya.

Sekitar 2400 kader BKKN Jatim dari seluruh Jawa Timur saat menghadiri Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 tahun di Jatim Expo, Surabaya.

“Keluarga merupakan tempat pertama dan utama dalam pembentukan karakter, nilai, dan pendidikan anak-anak yang akan menjadi penerus bangsa. Semoga ini dapat memperkuat hubungan keluarga serta memberikan edukasi tentang pentingnya peran keluarga dalam pembangunan negara,” pungkasnya.

Dalam kesempatan itu, Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono juga meluncurkan aplikasi PopulationClop, yang memungkinkan pemantauan kelahiran bayi secara real-time. “Aplikasi ini mencatat jumlah kelahiran dan kematian, serta lokasi kejadian secara real-time, dan membantu mengidentifikasi serta menangani daerah dengan pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang,” ujarnya.

Adhy menegaskan bahwa indikator keluarga dari Jawa Timur berada di atas rata-rata nasional. Pihaknya juga mencatat adanya penurunan angka stunting sebesar 1,5% menjadi 17,7%, yang merupakan penurunan tertinggi. Selain itu, penimbangan bayi menjadi salah satu indikator penting keberhasilan program ini. “Tingkat penimbangan bayi di Jatim mencapai 97,38%, sangat tinggi di atas rata-rata nasional. Hal ini menunjukkan keberhasilan kebijakan program prioritas keluarga di Jawa Timur. Sinergi antara BPJS Kesehatan dengan BKKBN dalam upaya ini sangat dibutuhkan,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala BKKBN Pusat DR. dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) menyatakan bahwa aplikasi PopulationClop masih dalam tahap awal dan baru diluncurkan di Provinsi Jawa Timur. “Meskipun saat ini belum ada detail mengenai penduduk miskin atau stunting, data ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengambil keputusan yang tepat,” ujarnya.

“Kami juga optimis bahwa penimbangan bayi secara penuh pada bulan Juni secara nasional sebesar 97%. Pada 2024 ini, kami targetkan angka penurunan stunting menjadi 14% secara nasional. Tentunya, butuh kerja keras untuk mencapai target tersebut,” pungkasnya.

Kegiatan ini dihadiri oleh Pj. Gubernur Jatim, Kepala BKKBN RI beserta Sestama BKKBN RI, lintas sektor dinas pemerintah provinsi Jawa Timur, para kepala OPD KB beserta jajaran penyuluh KB, serta sekitar 2400 kader dari seluruh Jawa Timur.

 

(nugi)