Alumni UNAIR Dirikan Yayasan ALIT untuk Pemberdayaan Anak Marjinal

SURABAYA | Kekerasan dan eksploitasi terhadap anak-anak marjinal banyak terjadi pada masa awal reformasi Indonesia. Masalah ini mendorong Yuliati Umrah, alumni S1 Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (UNAIR) tahun 1999, mendirikan Yayasan ALIT (Arek Lintang) Indonesia.

Tentang ALIT

ALIT Indonesia, didirikan pada 22 April 1999 di Surabaya, bertujuan untuk mewujudkan kesetaraan hak bagi anak-anak marjinal melalui peningkatan kondisi dan advokasi kepada pemerintah lokal maupun nasional. Yuliati Umrah, Direktur Eksekutif ALIT, mendirikan yayasan ini bersama lima rekannya sebagai wujud konsistensi mereka dalam menangani masalah sosial, khususnya eksploitasi dan kekerasan terhadap anak-anak marjinal.

Saat kuliah, Yuliati mempelajari kebijakan publik dan teori politik, yang menumbuhkan kesadaran bahwa banyak kebijakan pemerintah belum relevan dengan kondisi anak-anak. “Lahirnya ALIT mendorong pemerintah untuk mempelajari standar hukum internasional agar menjadi bagian dari kebijakan,” ujarnya.

Pencapaian ALIT

Setelah 25 tahun, ALIT memiliki delapan cabang di Surabaya, Bromo, Flores, Sumenep, Bali, Lombok, Jember, dan Banyuwangi. ALIT telah bekerja sama dengan berbagai lembaga pemerintah dan non-pemerintah, baik nasional maupun internasional, termasuk donor Barat dan lembaga PBB.

Program Dewa Dewi Ramadaya

Salah satu program terbaru ALIT adalah Dewa Dewi Ramadaya (DDRD), hasil kolaborasi dengan Kindermissionswerk, bertujuan meningkatkan keterampilan hidup anak-anak berbasis budaya lokal untuk membangun ketahanan dan kedaulatan. Program ini berfokus pada pemenuhan hak anak dan menjadikan desa lebih ramah anak melalui kelas merdeka belajar, mencakup pelajaran tentang keterampilan hidup, literasi sejarah, ilmu pengetahuan, lingkungan hidup, dan tradisi lokal

Setelah tiga tahun berjalan, evaluasi internasional menunjukkan hasil positif dengan indikator 75-80% di setiap kategori. Yuliati berharap pemerintah dapat mengadopsi program DDRD untuk mencapai 17 SDGs.

Kerja Sama dengan Universitas Airlangga

ALIT juga bekerja sama dengan Universitas Airlangga melalui praktik kuliah lapangan dan penelitian yang membantu kemajuan desa dampingan ALIT di Kabupaten Pasuruan dan Jember. Banyak mahasiswa yang diterima di UNAIR berasal dari anak-anak yang menjadi duta desa dalam program DDRD.

Penghargaan

Kiprah Yuliati dalam aktivisme membawa banyak penghargaan, termasuk sebagai salah satu dari 80 Pemimpin Strategis Dunia oleh Bureau of Educational and Cultural Affairs, bersanding dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Ia juga mendapatkan gelar Entrepreneur of the Year oleh Ernst & Young pada tahun 2020 dan menjadi salah satu dari dua alumni Indonesia terbaik IVLP pada 2020.

 

(nugi)