PLN NP Percepat Transisi Energi Hijau Lewat Pengembangan PLTB dengan Perusahaan Tiongkok

JAKARTA | PLN Nusantara Power (PLN NP) semakin memperkuat komitmennya dalam mempercepat transisi energi menuju energi hijau. Kali ini, PLN NP menggandeng perusahaan asal Tiongkok, Shandong Electric Power Engineering Consulting Institute Corp., Ltd. (SDEPCI), anak perusahaan dari State Power Investment Corp., Ltd. yang masuk dalam daftar Fortune Global 500, untuk bekerja sama dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Indonesia dan luar negeri. Perjanjian kerja sama ini ditandatangani di Bali pada 3 September lalu.

Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah, menyambut antusias kerja sama ini. Menurutnya, PLN NP sebagai salah satu penggerak utama energi baru terbarukan di Indonesia, terbuka untuk berdiskusi dan bekerja sama dengan berbagai pihak guna mewujudkan target Net Zero Emission (NZE) di masa depan. Salah satu langkah nyata adalah melalui pengembangan PLTB di Indonesia.

“Dengan kerja sama strategis ini, kami telah berhasil memetakan potensi pemanfaatan angin yang mencapai 1.000 megawatt (MW) di lima lokasi. Kami berharap dapat mengoptimalkan potensi angin lainnya di wilayah berbeda,” jelas Ruly.

PLN NP dan SDEPCI akan bersinergi melakukan studi, menjajaki peluang, serta mengembangkan proyek PLTB dalam tahap awal. Muhammad Reza, Direktur Pengembangan Bisnis dan Niaga PLN NP, yang menandatangani MoU dengan SDEPCI, menekankan bahwa kerja sama ini akan berlangsung selama dua tahun dan diharapkan memberikan dampak positif bagi PLN NP.

“Sinergi internasional ini membuka peluang bagi PLN NP untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dari perusahaan luar negeri yang berpengalaman dalam pengembangan PLTB,” ujar Reza.

Selain itu, PLN NP melalui anak perusahaannya, PLN Nusantara Renewables (PLN NR), juga bekerja sama dengan Total Energies dan Adaro Power dalam proyek PLTB Tanah Laut. Berlokasi di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, proyek ini akan menjadi pembangkit listrik tenaga angin pertama dalam portofolio PLN Group di Kalimantan.

PLTB Tanah Laut berkapasitas 70 MW, terdiri atas 11 turbin berkapasitas 6,6 MW per turbin. Selain itu, fasilitas Battery Energy Storage System (BESS) berkapasitas 10 MW/10 MWh juga disiapkan untuk mengatasi fluktuasi produksi listrik saat PLTB beroperasi. Dengan fitur ini, PLTB Tanah Laut akan menjadi pembangkit listrik hybrid pertama di Indonesia berbasis angin.

Proyek ini akan menambah portofolio pembangkit energi baru terbarukan (EBT) PLN NP, yang sebelumnya telah berhasil mengembangkan PLTS Terapung Cirata 145 MWac, sinkronisasi PLTS IKN 10 MW menuju 50 MW, serta beberapa proyek EBT lainnya yang progresnya terus dipercepat, seperti PLTS Terapung Tembesi dan PLTA Batang Toru.