Daewoong dan ITB Resmikan DDS Research Institute, Dorong Kemajuan Industri Farmasi Indonesia

BANDUNG | Daewoong secara resmi meresmikan Daewoong Drug Delivery System (DDS) Research Institute yang bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) pada acara peringatan Dies Natalis ke-77 Sekolah Farmasi ITB.

Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Dr. Dra. L. Rizka Andalusia Apt., M.Pharm., MARS., Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan; Rektor ITB Prof. Ir. N. R. Reini Djuhraeni Wirahadikusumah, M.S.C.E., Ph.D; Dekan Sekolah Farmasi ITB Prof. apt. I Ketut Adnyana, M.Si., Ph.D; serta Baik In Hyun, Kepala Unit Bisnis Daewoong Biologics Indonesia.

Lembaga penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan riset farmasi di Indonesia serta mengembangkan talenta lokal, demi mendukung kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Dr. Dra. L. Rizka Andalusia Apt. menyatakan bahwa kerja sama ini memberikan harapan besar dalam meningkatkan teknologi farmasi dan alat kesehatan di Indonesia. “Saya sangat terkesan dengan fasilitas riset Daewoong di Yongin, Korea. Saya berharap kolaborasi ini akan berkontribusi nyata pada kesehatan warga Indonesia,” ungkapnya.

Rektor ITB, Prof. Reini Djuhraeni, juga mengungkapkan kebanggaannya terhadap pendirian DDS Research Institute. Menurutnya, institusi ini akan menjadi landasan penting dalam kemajuan penelitian farmasi di Indonesia, khususnya dalam membuka kesempatan belajar yang berharga bagi mahasiswa ITB.

Visi Daewoong dalam Teknologi Drug Delivery

Sejak membuka cabang di Jakarta pada tahun 2005, Daewoong terus menjalin kemitraan erat dengan Indonesia di bawah visi ‘pertumbuhan bersama’. Perusahaan farmasi Korea ini berfokus pada proyek-proyek untuk memajukan industri farmasi dan bioteknologi di Indonesia, sekaligus mengembangkan bakat sebagai ‘mitra inovasi’ bagi bangsa ini.

Menurut Dr. Rizka Andalusia, transformasi kesehatan yang dicanangkan pemerintah Indonesia memerlukan ketahanan di sektor farmasi.

“Pendirian laboratorium ini menjadi langkah penting untuk mengatasi kesenjangan di sektor ini. Laboratorium ini akan menjadi pusat riset sistem pengantaran obat (drug delivery system), membekali ilmuwan dan mahasiswa dengan teknologi yang diperlukan untuk mengembangkan solusi farmasi inovatif,” katanya.

DDS Research Institute juga menegaskan komitmen Daewoong untuk tidak hanya menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi, tetapi juga sebagai mitra dalam pengembangan teknologi farmasi.

Daewoong berharap dapat memperkenalkan teknologi pengantaran obat (drug delivery) mutakhir ke Indonesia, serta membina talenta lokal untuk memperkuat sumber daya manusia dan kemampuan teknologi farmasi nasional.

Peran Strategis dalam Industri Farmasi

Dr. Taruna Ikrar, Kepala BPOM, juga mengapresiasi kemitraan antara ITB dan Daewoong. Menurutnya, kerja sama ini merupakan contoh ideal kolaborasi antara institusi pendidikan, riset, dan pelaku industri farmasi. “Kolaborasi ini akan memberikan dampak positif tidak hanya bagi industri farmasi, tetapi juga dunia akademis,” ujarnya.

Daewoong sendiri memiliki teknologi formulasi utama yang terbagi dalam empat kategori: kombinasi dosis tetap, pelepasan berkelanjutan, solubilisasi, dan rute baru pengantaran obat.

Perusahaan ini berencana untuk mengembangkan obat-obatan baru di Indonesia yang difokuskan pada berbagai bidang seperti kardiologi, endokrinologi, gastroenterologi, dan penyakit menular. Daewoong juga akan melakukan uji klinis lokal untuk memastikan keamanan dan efektivitas obat bagi masyarakat Indonesia.

Selain itu, perusahaan ini berambisi untuk menjadi pemimpin global dalam formulasi farmasi pada tahun 2030, dengan fokus pada teknologi generasi berikutnya seperti semprotan hidung dan jarum mikro.

Daewoong berkomitmen untuk mengembangkan obat pertama di dunia yang menggunakan teknologi jarum mikro, yang mampu menghilangkan rasa sakit dan ketakutan yang biasa dialami pasien dengan metode suntikan tradisional. Teknologi ini telah menarik perhatian industri farmasi dan bioteknologi global.

Pembinaan Talenta Farmasi Indonesia

DDS Research Institute juga akan berperan dalam membina talenta di sektor farmasi Indonesia. Para peneliti lokal akan memiliki akses langsung ke teknologi farmasi canggih milik Daewoong, dengan bimbingan langsung dari para ahli Korea yang akan hadir di lembaga ini.

Program magang yang disediakan DDS Research Institute bertujuan untuk memberikan pelatihan komprehensif bagi para peneliti muda, baik dalam formulasi obat, teknologi farmasi, maupun sistem pengantaran obat.

Para peneliti magang juga akan menerima umpan balik secara berkala melalui bimbingan dari ketua tim, guna memastikan perkembangan yang terarah.

Selain itu, Daewoong menerapkan sistem pembayaran berbasis kinerja, yang mengevaluasi individu berdasarkan kemampuan dan prestasi mereka, tanpa memandang usia, masa jabatan, jenis kelamin, atau kewarganegaraan. Ini memberikan lingkungan kerja yang adil dan bebas dari diskriminasi, di mana para peneliti dapat fokus sepenuhnya pada pengembangan riset mereka.

Pada kesempatan tersebut, Baik In Hyun, Kepala Unit Bisnis Daewoong Biologics Indonesia, menyampaikan rasa bangganya atas kolaborasi ini. “Pada peringatan ulang tahun ITB ke-77, kami merayakan pencapaian masa lalu sekaligus berbagi visi untuk masa depan. Lembaga penelitian ini akan menjadi simbol kolaborasi dan inovasi yang mendorong kemajuan industri farmasi Indonesia,” ujarnya.