SURABAYA | PT Terminal Teluk Lamong (TTL) bersama PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia (PMLI) menyelenggarakan pelatihan Container Terminal Operation (CTO) untuk pegawai operasional pada 15-17 Oktober 2024 di Pelindo Place, Surabaya.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terkait pola operasional dan teknologi terminal petikemas, mendukung pencapaian Operation Excellence.
Direktur Operasi PT Pelindo Terminal Petikemas, Muarip, yang membuka pelatihan, menegaskan bahwa CTO menjadi jalan untuk memperluas wawasan tentang teknologi operasi terminal petikemas.
“Pelatihan CTO membuka wawasan peserta bahwa teknologi operasi terminal petikemas terus berkembang dan Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara maju dalam pelayanan terminal petikemas,” ujar Muarip.
Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong, David Pandapotan Sirait, turut hadir dan menyatakan bahwa pegawai adalah aset utama perusahaan. “Untuk mencapai visi dan misi perusahaan, pengembangan kemampuan pegawai adalah prioritas utama,” ujarnya.
Peserta pelatihan akan mendapatkan pemahaman mendalam tentang industri pengiriman dan kontainerisasi, desain terminal, proses bisnis, keselamatan, serta sistem operasional terminal (TOS).
Pelatihan ini diharapkan mampu mendukung program transformasi dan standarisasi operasional seluruh terminal petikemas di SPTP group dengan menerapkan pola operasi berbasis perencanaan dan kontrol.
Pelatihan ini terbukti sejalan dengan pencapaian positif PT Terminal Teluk Lamong pada triwulan III 2024, dengan peningkatan jumlah kunjungan kapal sebesar 8%, dari 1.109 kapal pada 2023 menjadi 1.199 kapal pada 2024. Jumlah arus petikemas juga meningkat 8%, dari 610.600 TEUs di 2023 menjadi 658.526 TEUs di 2024, sementara kargo curah kering naik 7%, mencapai 2.914.695 ton.
David Pandapotan Sirait menambahkan, layanan operasional yang optimal melalui pendekatan planning and control menjadi kunci peningkatan kinerja. “Dengan optimalisasi layanan, PT Terminal Teluk Lamong mampu memberikan pelayanan yang cepat dan efisien, memperkuat konektivitas antara Indonesia Barat dan Timur,” ujar David.
