Aceh  

Hadapi Ancaman Tsunami, Unitomo dan Syiah Kuala Perkuat Mitigasi Bencana di Pesisir

BANDA ACEH | Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya menunjukkan peran penting dalam acara Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Kebencanaan ke-8 yang diadakan di Banda Aceh, Jumat (08/11). Kegiatan yang diselenggarakan bersama Universitas Syiah Kuala ini menyoroti tema “Role of Science and Practice in Building Resilience” dan juga menjadi bagian dari UNESCO IOC 2nd Global Tsunami Symposium.

Rektor Unitomo, Prof. Dr. Siti Marwiyah, SH, MH, yang turut menjadi pembicara utama, membawa perspektif akademis sekaligus pengalaman sebagai Wakil Ketua V (Bidang Kebijakan & Hukum Kebencanaan) di Ikatan Ahli Bencana Indonesia (IABI). Dalam sesi round table bertajuk “Industrial Disaster and Technological Failure Induced by Earthquake and Tsunami,” Prof. Siti menyampaikan pandangannya mengenai tantangan hukum dalam manajemen bencana di Indonesia, negara yang berada di lingkaran Pacific Ring of Fire.

“Posisi geografis Indonesia yang rawan bencana memberi tantangan tersendiri dalam membangun masyarakat yang tangguh. Penting bagi kita untuk mengedepankan local wisdom dan pendidikan sebagai pondasi,” ujarnya.

Sebagai kontribusi konkret dari Unitomo, Prof. Siti memperkenalkan konsep GENTABRATA (Gerakan Tangguh Bencana Rakyat Semesta), yang bertujuan mendorong kolaborasi pentahelix antara akademisi, pemerintah, bisnis, media, dan masyarakat dalam upaya pengurangan risiko bencana.

“Dengan GENTABRATA, kami berharap ada pergerakan kolektif yang memperkuat kesiapan masyarakat terhadap bencana. Ini bukan hanya konsep, tetapi juga bentuk tindakan nyata,” tambahnya.

Pada kesempatan ini, program Sycordes (Sistem Koordinasi Desa Tangguh Bencana) juga diluncurkan sebagai implementasi dari GENTABRATA di tingkat desa. Salah satu fokus utama Sycordes adalah menguatkan kesiapsiagaan di DESTANAMI (Desa Tangguh Bencana Tsunami) untuk menghadapi potensi tsunami yang bisa terjadi di wilayah pesisir Indonesia. Program ini diharapkan dapat mendorong masyarakat desa untuk lebih siap menghadapi berbagai jenis bencana alam.

Lebih lanjut, acara tersebut juga menjadi momen penting untuk memperkuat kolaborasi antara Unitomo dan Universitas Syiah Kuala melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang dilakukan oleh Rektor Unitomo, Prof. Dr. Siti Marwiyah, SH, MH, dengan Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof. Dr. Ir. Marwan.

Kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat upaya mitigasi bencana di Indonesia, melalui berbagai program pendidikan, pelatihan, dan pengembangan teknologi dalam bidang kebencanaan.

Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof. Marwan, berharap kerja sama ini dapat mendukung pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi serta memperluas kapasitas kedua institusi dalam merancang strategi mitigasi yang inovatif dan berbasis masyarakat.

“Sinergi ini merupakan langkah besar menuju kesiapan menghadapi bencana yang lebih baik, dan kami percaya kolaborasi ini akan menciptakan dampak yang signifikan dalam upaya pengurangan risiko bencana,” ujar Prof. Marwan.

Dengan berbagai inisiatif ini, diharapkan kontribusi Unitomo dan Universitas Syiah Kuala dapat menjadi inspirasi bagi perguruan tinggi lain di Indonesia untuk lebih aktif dalam membangun masyarakat yang tangguh terhadap bencana.