Ziarah Akbar 2025 MWC NU di Tiga Kecamatan: Napak Tilas Ulama di Bulan Syaban 1446 H

KETAPANG – Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) di tiga kecamatan melakukan konvoi dalam rangka Ziarah Akbar yang diikuti oleh 53 mobil dan puluhan motor. Konvoi ini melibatkan tiga kecamatan, yakni Sungai Melayu Rayak, Pemahan, dan Tumbang Titi, yang digelar pada Senin, 10 Februari 2025.

Kegiatan ini menjadi ajang penghormatan kepada para ulama dan syuhada yang telah meletakkan dasar keislaman di wilayah tersebut.

Ketua MWC NU Sungai Melayu Rayak, Ustaz Juwaini Ahmad, menjelaskan bahwa Ziarah Akbar ini awalnya merupakan program rutin MWC untuk berziarah ke makam alim ulama di sekitar Kabupaten Ketapang. “Tahun ini, kami berkolaborasi dengan dua MWC lainnya untuk memperluas jangkauan dan mempererat ukhuwah di antara warga NU,” ujar Ustaz Juwaini Ahmad.

Rombongan yang dipandu oleh Abu Haira sebagai Pengarah Kegiatan memulai perjalanan dari Makam Panglima Tentemak di Desa Pengatapan, dilanjutkan menuju Makam Haji Muhammad Said, seorang ulama kharismatik pendiri Kampung Tumbang Titi yang wafat pada tahun 1902. Ziarah ditutup di Makam Pahlawan Daerah Uti Usman di Dusun Pengancing, Desa Segar Wangi.

Selama perjalanan, anggota Polsek Tumbang Titi dan jajarannya turut serta dalam mengawal dan mengatur kelancaran konvoi besar ini, memastikan perjalanan berlangsung aman dan tertib.

Ketua Panitia, Adi Mursal dari Yayasan Laskar Kedang Serikat, menyatakan bahwa ziarah ini bukan hanya ritual tahunan, tetapi juga bentuk penghormatan kepada para ulama yang telah berjasa dalam membangun masyarakat. “Kami ingin kegiatan ini terus berkembang dan melibatkan lebih banyak peserta, terutama generasi muda, agar mereka semakin mengenal sejarah Islam di daerah ini,” ungkap Adi Mursal.

Momen spesial dalam acara ini adalah peluncuran buku tentang Haji Muhammad Said yang ditulis oleh Agus Kurniawan. Buku ini mengabadikan sejarah dan kiprah ulama besar tersebut dalam menyebarkan nilai keislaman dan kebangsaan.

Rahmad, seorang peserta ziarah, menilai bahwa kegiatan ini memiliki nilai tambah karena tidak hanya melaksanakan ritual doa, tetapi juga menambah wawasan sejarah. “Selain mendoakan para ulama dan syuhada, kami juga mendapat banyak pengetahuan sejarah dari pemaparan Agus Kurniawan tentang perjuangan mereka. Ini sangat berharga, terutama bagi generasi muda,” ungkapnya.

Seorang anggota Muslimat NU juga merasa terharu dengan kegiatan ini. “Ziarah ini mengingatkan kita akan perjuangan para ulama dalam membangun masyarakat. Semoga tradisi ini terus berlanjut dan semakin banyak yang ikut berpartisipasi,” tuturnya.

Dengan ratusan peserta dan konvoi besar, Ziarah Akbar MWC NU 2025 menjadi bukti bahwa warisan para ulama tetap hidup dan terus menginspirasi generasi mendatang.

Penulis: Sukardi
Editor: IK