Mahasiswa UNAIR Rafael Azkal Vellano Raih Gelar Duta Pustaka Nasional 2025

SURABAYA – Rafael Azkal Vellano, mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (UNAIR), berhasil meraih gelar Duta Pustaka Nasional 2025 setelah sebelumnya menjadi juara di tingkat Jawa Timur. Penganugerahan ini berlangsung di ballroom BG Junction pada Sabtu (15/2/2025).

Keberhasilan Rafael tak lepas dari inovasi yang ia usung dalam kompetisi tersebut. Berbekal latar belakang akademiknya, ia bertekad meningkatkan pemahaman masyarakat tentang hubungan erat antara kesehatan hewan dan kesejahteraan manusia.

Salah satu terobosan Rafael adalah buku edukatif berjudul Inapet Falls Book, yang dirancang khusus untuk anak-anak usia 7-10 tahun. “Buku ini saya kemas secara kreatif agar anak-anak memahami pentingnya kesehatan hewan dengan cara yang menyenangkan dan interaktif,” ujar Rafael.

Menurutnya, membangun kesadaran dini sangat penting untuk mencegah penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia. Ia menekankan bahwa banyak masyarakat Indonesia yang belum memahami risiko zoonosis, padahal penyakit ini bisa berdampak luas pada kesehatan publik.

“Saya ingin anak-anak sejak dini memiliki kesadaran tentang pentingnya kesehatan hewan. Dengan begitu, di masa depan mereka tidak hanya peduli terhadap hewan, tetapi juga memahami dampaknya bagi kesehatan manusia,” tambahnya.

Usai dinobatkan sebagai Duta Pustaka Nasional, Rafael tak ingin berhenti di sini. Mahasiswa angkatan 2021 ini berencana memperluas dampak inovasinya melalui audiensi dengan berbagai instansi, seperti Perpustakaan Nasional Indonesia dan dinas perpustakaan di berbagai provinsi.

Selain itu, ia juga ingin mengadakan lebih banyak sosialisasi dan berkolaborasi dengan komunitas literasi untuk memperkuat program edukasi. “Harapannya, program literasi ini bisa diterapkan lebih luas, tidak hanya di Jawa Timur, tetapi di seluruh Indonesia,” ungkapnya.

Di akhir, Rafael menyampaikan pesan inspiratif bagi generasi muda agar berani bertindak, bukan sekadar memiliki ide. Menurutnya, ada tiga kunci utama dalam membangun literasi di Indonesia: inovasi, realisasi, dan kolaborasi.

“Indonesia bukan kekurangan pemuda inovatif, tetapi kekurangan pemuda yang berani maju dan merealisasikan ide-idenya. Saya berharap generasi muda lebih aktif dalam menciptakan inovasi yang berdampak bagi masyarakat,” pungkas Rafael.