Keluarga Terlantar di Tarumajaya Butuh Perhatian Serius dari Pemerintah

BEKASI – Di tengah padatnya lalu lintas kendaraan besar milik beberapa perusahaan di wilayah Tarumajaya, terdapat sebuah kisah pilu dari keluarga kecil yang mengandalkan profesi sebagai pemulung untuk bertahan hidup.

Berdasarkan pantauan awak media pada Rabu, 19 Februari 2025, terlihat seorang ibu bernama Latifah bersama dua anaknya yang masih di bawah umur tengah memungut barang bekas di sepanjang jalan lintas provinsi. Kedua anaknya setia menemani dan membantu sang ibu mengumpulkan barang-barang bekas untuk dijual kembali.

Latifah yang merupakan warga Desa Pantai Makmur mengungkapkan kisah hidupnya. “Profesi saya memang pemulung, Pak. Saya sudah melakukan ini sejak lama bersama kedua anak saya, terutama setelah suami saya meninggal. Pekerjaan ini menjadi satu-satunya cara saya untuk bertahan hidup sampai akhirnya saya menikah lagi,” ujar Latifah.

Ketika ditanya mengenai penghasilan, Latifah menjelaskan dengan senyum kecil khasnya, “Dalam sebulan, saya bisa mendapatkan sekitar Rp400.000 dari hasil memulung,” jelasnya.

Latifah tinggal bersama suami dan tiga anaknya di sebuah gubuk sederhana yang berdiri di atas saluran air kecil di samping Tol Tarumajaya.

Menanggapi situasi ini, Tim Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Kecamatan Tarumajaya yang diwakili oleh Yasin mengunjungi keluarga Latifah pada Rabu pagi, 19 Februari 2025.

Kunjungan ini bertujuan untuk mendata keluarga tersebut agar dapat segera didaftarkan dalam program bantuan sosial dari pemerintah setempat.

“Kami sangat berterima kasih atas informasi yang diberikan. Kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk membantu keluarga Ibu Latifah agar mereka bisa mendapatkan kehidupan yang lebih layak dan sejahtera,” ujar Yasin.

Latifah pun menyampaikan harapannya untuk masa depan anak-anaknya. “Saya hanya ingin ketiga anak saya bisa punya masa depan yang cerah, seperti anak-anak lain pada umumnya,” ujarnya penuh harap.

(Andi)