Mengenan Kenduri Bulan Sya’ban: Menyatu Dalam Syukur Meraih Keberkahan Ramadan

KETAPANG – Paguyuban Jawa Kabupaten Ketapang menggelar acara Megengan atau Kenduri Bulan Sya’ban dengan tema “Menyatu dalam Syukur, Meraih Berkah Ramadhan”. Acara ini berlangsung di Pendopo Joglo Rumah Adat Jawa Kabupaten Ketapang dan dihadiri berbagai tamu undangan, termasuk Ketua DPRD Kabupaten Ketapang, Achmad Sholeh, yang juga menjabat sebagai Ketua Paguyuban Jawa Kabupaten Ketapang, pada Minggu (23/02/2025).

Tradisi Megengan yang berasal dari ajaran Wali Songo merupakan ritual untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Dalam acara ini, masyarakat Jawa di Kabupaten Ketapang berkumpul untuk mempererat tali silaturahmi, memohon keberkahan, dan mengingatkan diri akan pentingnya menyambut Ramadhan dengan penuh keimanan dan kesucian.

Tema “Menyatu dalam Syukur, Meraih Berkah Ramadhan” dipilih untuk mengajak semua pihak merayakan momen penuh berkah ini sebagai wujud rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT.

Acara dimulai dengan lantunan sholawat, dilanjutkan dengan tahlilan. Dalam sambutannya, Achmad Sholeh mengucapkan terima kasih kepada seluruh tamu undangan yang terdiri dari perwakilan OPD, Forkopimda, tokoh masyarakat, serta Ketua Suku-suku yang hadir.

“Tradisi Megengan adalah warisan budaya Wali Songo yang masih dilestarikan hingga saat ini sebagai bentuk rasa syukur dan pengingat untuk mempersiapkan diri menyambut bulan suci Ramadhan,” ujar Achmad Sholeh.

Acara semakin khidmat dengan tausiyah yang disampaikan oleh KH R Abdussalam Mujib S.Q Pengasuh Pondok Pesantren Alhoziny Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Dalam tausiyahnya, beliau mengutip hadis dari Jabir RA mengenai Nabi Muhammad SAW yang naik ke mimbar dan mengucapkan “Amiin” tiga kali. Para sahabat bertanya tentang makna ucapan tersebut, dan Nabi SAW pun menjelaskan:

1. Doa Pertama: Saat menaiki tangga pertama, Jibril berkata, “Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan, namun dosanya tidak diampuni.” Nabi SAW mengucapkan, “Amiin.” Hadis ini mengingatkan kita akan pentingnya memanfaatkan Ramadhan untuk memperbanyak amal ibadah dan memohon ampunan.

2. Doa Kedua: Di tangga kedua, Jibril berkata, “Celakalah seorang hamba yang mendapati kedua atau salah satu orang tuanya masih hidup, namun tidak membuatnya masuk surga.” Nabi SAW menjawab, “Amiin.” Pesan ini menekankan pentingnya berbakti kepada orang tua sebagai amal mulia.

3. Doa Ketiga: Pada tangga ketiga, Jibril berkata, “Celakalah seorang hamba yang mendengar namamu disebutkan, namun tidak bershalawat kepadamu.” Nabi SAW pun berkata, “Amiin.” Ini mengingatkan kita untuk senantiasa bershalawat kepada Rasulullah SAW.

Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dan disahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Tirmidzi, mengajarkan kita untuk menyambut Ramadhan dengan hati bersih, penuh keimanan, dan memperbanyak amal saleh.

Acara ditutup dengan makan bersama sebagai simbol kebersamaan, rasa syukur, dan semangat berbagi. Momen ini juga menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi di antara masyarakat Jawa di Kabupaten Ketapang.

Semoga acara Megengan ini membawa berkah bagi seluruh umat, mempererat persaudaraan, dan menjadi sarana meningkatkan kualitas ibadah dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Dengan semangat gotong-royong, tradisi Megengan terus dilestarikan untuk memperkuat hubungan sosial dan memperdalam keimanan di tengah masyarakat.

“Menyatu dalam Syukur, Meraih Berkah Ramadhan” menjadi pengingat bagi kita semua untuk menyambut Ramadhan dengan hati penuh syukur dan semangat meraih berkah yang melimpah.

(Sukardi)