MAUMERE – Seorang pria mengamuk dan merusak fasilitas umum di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) TC Hillers Maumere pada Sabtu (17/5/2025), setelah merasa diperlakukan tidak adil oleh petugas loket karena nomor antreannya dilewati.
Aksi tersebut terekam dalam video yang beredar di media sosial, memperlihatkan pria tersebut membanting kursi plastik dan merusak meja serta kaca loket antrean. Ia juga terdengar berteriak meminta kejelasan dari petugas, namun tidak satu pun pegawai loket menanggapinya.
“Kami sudah antre dan daftar dari kemarin. Kenapa nomor antreannya dilewatkan? Kalau ada pasien yang mati, siapa yang tanggung jawab?” teriak pria tersebut dalam video.
Petugas keamanan sempat berusaha meredam amarahnya, namun ia tetap melanjutkan aksi pengrusakan.
Direktur RSUD TC Hillers Maumere, dr. Clara Francis, membenarkan insiden tersebut. Ia menyatakan bahwa pihak rumah sakit telah menangani pasien sesuai dengan prosedur operasional standar (SOP) yang berlaku.
“Benar, tadi ada pasien yang mengamuk dan merusak fasilitas. Tapi kami tegaskan, siapa pun yang merusak fasilitas publik tentu akan ada konsekuensinya,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya.
Menurut Clara, pria tersebut sebelumnya telah mendaftar dan memperoleh nomor antrean sejak hari sebelumnya. Namun, karena ada pembatasan jumlah pasien, ia terpaksa pulang.
“Tadi pagi petugas sudah memanggil yang bersangkutan, tapi dia belum hadir, sehingga nomornya dilewatkan. Di situlah dia mulai marah. Sebenarnya, hal ini bisa dibicarakan baik-baik,” jelasnya.
Ia menambahkan, insiden tersebut menimbulkan ketidaknyamanan, baik bagi manajemen rumah sakit maupun pasien lain yang sedang menunggu layanan.
“Kami butuh suasana yang nyaman untuk melayani semua pasien. Jika ada kekurangan, mari kita bicarakan dengan kepala dingin,” tegas Clara.
Untuk menghindari kejadian serupa, pihak rumah sakit berencana menerapkan sistem pendaftaran online melalui aplikasi BPJS Kesehatan.
“Ke depan, jika kapasitas pelayanan hanya untuk 50 orang per hari, maka pendaftaran akan otomatis tertutup setelah kuota penuh,” ungkapnya.
Ia juga berharap pelaku perusakan menunjukkan itikad baik dan memahami bahwa seluruh fasilitas rumah sakit adalah milik publik yang harus dijaga bersama. [Nikolaus Sanggu]