SUKABUMI – Kemeriahan kembali menyelimuti Palabuhanratu dengan digelarnya Festival Hari Nelayan ke-65, sebuah pesta budaya yang memadukan kekayaan tradisi leluhur dengan sentuhan inovasi masa kini. Berlangsung sejak 20 April hingga 31 Mei 2025, festival ini menjadi magnet bagi wisatawan dan warga lokal untuk merayakan identitas maritim Sukabumi.
Salah satu momen paling dinanti adalah karnaval budaya yang menampilkan iring-iringan marching band, pawai kostum, dan pertunjukan kesenian daerah. Tradisi larung saji, sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil laut, kembali digelar secara khidmat. Tahun ini, larung saji dilakukan dengan melarungkan benih lobster, ikan, bibit udang, tukik (anak penyu), buah-buahan, serta hasil bumi ke laut sebagai simbol persembahan kepada alam.
Festival juga menyajikan pertunjukan seni spektakuler, termasuk akrobatik laes dari ketinggian 15 meter tanpa pengaman, serta atraksi debus yang memacu adrenalin. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, turut memberikan apresiasi, menyebut pertunjukan ini sebagai daya tarik istimewa bagi wisatawan domestik dan mancanegara.
Beragam stan makanan dari pelaku UMKM lokal ikut meramaikan suasana. Pengunjung dapat mencicipi olahan ikan segar, keripik kulit, hingga hidangan tradisional khas desa-desa pesisir Palabuhanratu. Kehadiran UMKM ini menjadi upaya nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif masyarakat.
Festival tahun ini semakin semarak dengan pemilihan Putri Nelayan, yang menjadi simbol kecantikan, kecerdasan, dan peran aktif perempuan pesisir. Berbagai acara inovatif seperti Festival Janur, Festival Cobek Layur, peluncuran maskot nelayan, hingga lomba dayung turut memperkaya rangkaian kegiatan.
Dengan perpaduan tradisi dan inovasi, Festival Hari Nelayan ke-65 bukan sekadar perayaan, melainkan juga bentuk pelestarian budaya sekaligus penggerak ekonomi lokal. Jangan lewatkan kesempatan untuk menjadi bagian dari pesta rakyat spektakuler ini!
(Bud/Nan)