SURABAYA – Aula Garuda Mukti Universitas Airlangga (UNAIR) menjadi pusat perhatian pada Jumat (14/11) ketika Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI, Ir Dody Hanggodo MPE, hadir sebagai pembicara dalam rangkaian Dies Natalis ke-71 UNAIR.
Dalam kuliah umum bertema “Indonesia Adil dan Beradab melalui Pembangunan Nasional”, Dody menyampaikan visi pembangunan infrastruktur yang berkeadilan, berkelanjutan, dan mampu memperkuat ketahanan bangsa.
Dalam paparannya, Dody menjelaskan bahwa ketahanan nasional bukan hanya bergantung pada sektor ekonomi maupun pertahanan, tetapi juga pada kemampuan negara menyediakan pangan, energi, pemerataan pembangunan, serta akses layanan publik yang merata di seluruh wilayah Indonesia.
“Infrastruktur tidak boleh dilihat hanya sebagai bangunan. Ia adalah simbol harapan dan jembatan menuju kesejahteraan,” ujarnya di hadapan ratusan civitas academica UNAIR.
Menteri Dody memaparkan empat pilar kerja Kementerian PUPR yang menjadi arah pembangunan mulai 2025, yakni sumber daya air, bina marga, cipta karya, serta prasarana strategis. Seluruhnya dirancang untuk memperkuat konektivitas dan mengecilkan ketimpangan kesejahteraan di berbagai daerah.
“Kita harus memastikan pembangunan tidak hanya terfokus di kota-kota besar. Infrastruktur adalah alat pemersatu bangsa,” tegasnya.
Sementara itu, Rektor UNAIR, Prof Mohammad Madyan, menyoroti pentingnya keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Menurutnya, pembangunan fisik harus dikawal agar tidak menimbulkan kerusakan alam maupun memperluas kesenjangan sosial.
“Setiap kebijakan pembangunan harus membawa manfaat nyata bagi masyarakat tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan,” ujarnya.
Prof Madyan menegaskan bahwa UNAIR memiliki tanggung jawab moral untuk mencetak generasi yang mampu menggabungkan inovasi dengan nilai-nilai sosial dan ekologis. Kampus, katanya, merupakan ruang kajian ilmiah yang dapat memberikan masukan strategis terhadap arah pembangunan nasional.
Menteri Dody menyambut baik komitmen tersebut. Ia menilai perguruan tinggi berperan sebagai mitra kritis yang memastikan pembangunan tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat.
“Pembangunan harus punya pijakan moral. Di sinilah kampus mengambil peran penting,” tuturnya.
Kuliah umum ditutup dengan pesan mendalam dari Dody bahwa pembangunan infrastruktur merupakan investasi jangka panjang untuk peradaban bangsa.
“Saat membangun infrastruktur, kita sedang menyiapkan masa depan. Semoga setiap langkah kita menjadi amal bagi generasi berikutnya,” pungkasnya.






