Cegah Klaim dari Negara Lain, Peneliti Unair Promosikan Jamu Indonesia pada Konferensi Internasional di India 

SURABAYA | Jamu terkenal dengan beragam khasiatnya bagi kesehatan. Hal ini yang membuat Dr Arif Nur Muhammad Ansori MSi, peneliti Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (Unair) mempromosikan jamu di India.

Arif berkesempatan menjadi narasumber pada Konferensi Internasional “Indigenous Traditional Knowledge of Medicinal Plants of Nanda Devi Biosphere Reserve of Uttarakhand Himalayas” 2024, yang digelar di Uttaranchal University, India, selama 2 hari, Sabtu (9/3) & Minggu (10/3).

Menurut Arif, ada sekitar 800 delegasi yang berasal dari berbagai negara, hadir pada konferensi internasional ini. Dan dia, merupakan satu-satunya wakil Indonesia yang menjadi narasumber pada acara ini.

“Bagi saya, ini merupakan kesempatan emas untuk mempromosikan Kamu Indonesia pada dunia”, ujarnya, Jumat (15/3).

Dalam kesempatan itu, dia membawakan materi berjudul Harnessing Bioinformatics and Biotechnology for Advancing Indonesian Herbal Medicine (Jamu) Development. “Pada seminar kali ini, saya banyak melakukan promosi pada produk jamu dari Indonesia. Serta produk lain, hasil karya peneliti-peneliti Unair”, ungkapnya.

Dia menambahkan, mempromosikan jamu menjadi hal penting untuk dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mencegah klaim dari negara lain, mengenai asal-usul jamu.

“Promosi jamu ini penting, apalagi UNESCO sudah menetapkannya sebagai warisan budaya tak benda dari Indonesia. Kita tidak boleh kecolongan lagi, seperti budaya warisan leluhur sebelumnya yang dipatenkan negara lain. Karena tidak ada upaya untuk melestarikannya,” jelasnya.

Arif menjelaskan, pasca pulang dari India, kolaborasi riset internasional akan terlaksana dengan fokus pada eksplorasi tanaman obat dan obat tradisional di Indonesia. Publikasi ilmiah pada jurnal internasional bereputasi, menjadi agenda terdekat yang akan berlangsung dalam waktu dekat.

“Kolaborasi publikasi ilmiah pada jurnal internasional bereputasi dengan kolaborator dari India dan beberapa negara lain yang hadir. Hingga saat ini berdasar pangkalan data Scopus, kolaborasi publikasi jurnal internasional bereputasi antara Unair dengan Uttaranchal University, telah mencapai lebih dari 30 naskah,” terangnya.

Lebih lanjut, Arif menceritakan bahwa berkat rekam jejak yang baik, dia mendapatkan posisi sebagai Adjunct Faculty Member di Uttaranchal Institute of Pharmaceutical Sciences (UIPS), Uttaranchal University, India. Tercatat Arif telah menghasilkan lebih dari 160 jurnal ilmiah terindeks Scopus, dengan h-index 28.

“Tahun-tahun sebelumnya sempat diundang juga sebagai guest lecturer dalam berbagai topik sesuai kepakaran saya. Setelah itu, mulai banyak tawaran riset dan kolaborasi internasional dari India,” pungkasnya.

 

(nugi)

PERINGATAN !!! hak cipta dilindungi undang-undang