BI Jatim Rupiah Vaganza Puncak Layanan Kas Jelang Idul Fitri 2024

SURABAYA | Sebagai rangkaian kegiatan Semarak Rupiah Ramadan dan Berkah Idul Fitri (SERAMBI) 2024 yang telah resmi dilakukan kick off pada 19 Maret 2024 lalu.

Bank Indonesia (BI) Jatim telah melaksanakan beberapa kegiatan layanan kas penukaran kepada masyarakat seperti kas keliling di Gedung De Javasche Bank dan Wisata Religi Sunan Ampel.

Kini sebagai puncak layanan kas tersebut, BI Jatim menggelar “RUPIAH VAGANZA” di Convention Hall, Grand City Surabaya, Sabtu (30/3/2024). Dalam acara itu, BI Jatim menyiapkan Uang Layak Edar (ULE) sebesar Rp12 miliar dan bekerja sama dengan 14 bank untuk pelaksanaan penukaran uang secara Walk Through.

Loket penukaran dibuka dari mulai pukul 09.00 – 16.00 WIB kepada 3000 orang penukar yang telah memesan terlebih dahulu H-2 melalui website https://pintar.bi.go.id. Mekanisme penukaran juga dapat dilakukan menggunakan non tunai/QRIS yang telah tersedia diseluruh loket penukaran dan juga menggunakan uang logam sebagai bagian dari program peduli koin.

Dalam semarak Rupiah Vaganza ini tidak hanya kegiatan layanan penukaran uang dengan format Walk Through saja, tetapi juga ada kegiatan edukasi Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah, Sosialisasi QRIS, dan Perlindungan konsumen.

Selain kegiatan Ramadan Vaganza, layanan kas penukaran uang kepada masyarakat masih akan berlanjut pada kegiatan Bank Indonesia Peduli Mudik mulai tanggal 2 – 4 April 2024, antara lain di Rest Area, Stasiun dan Bandara.

BI Jatim juga bekerja sama dengan perbankan di 500 titik layanan kantor bank umum yang tersebar di 13 kota/kabupaten. Hal ini sebagai bentuk wujud komitmen BI Jatim dalam pemenuhan ketersediaan Uang Rupiah yang berkualitas dan terpercaya bagi masyarakat.

Kepala BI Jatim Erwin Gunawan Hutapea menyampaikan, SERAMBI 2024 ini momen BI untuk mengajak masyarakat Indonesia agar semakin Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah.

Cinta Rupiah diwujudkan dengan menyayangi Rupiah dengan mengenali ciri keaslian uang Rupiah, yaitu Dilihat, Diraba, Diterawang (3D), dan merawat Rupiah yang dimiliki dengan baik, yaitu Jangan dilipat, Jangan dicoret, Jangan diremas, Jangan distapler, dan Jangan dibasahi (5J).

“Bangga Rupiah karena Rupiah tidak hanya sebagai alat pembayaran yang sah dalam kegiatan perekonomian nasional tetapi juga simbol kedaulatan bangsa,” kata Erwin.

Dijelaskannya, penggunaan uang Rupiah di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memiliki peranan penting dalam menjaga kedaulatan negara.

Sementara itu, Paham Rupiah ditunjukkan melalui perilaku bijak berbelanja sesuai kebutuhan, berbelanja produk dalam negeri untuk dukung UMKM nasional, serta menabung dan berinvestasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

“BI juga mengajak masyarakat mengoptimalkan pembayaran transaksi non tunai guna mendukung ekonomi dan keuangan digital,” pungkas Erwin.

(nugi)