Banten  

Proyek JUT Poktan Nirwana Tani Gunakan Material Tak Berkualitas, Disoal Aktivis

Proyek JUT Poktan Nirwana Tani. (Foto: Andi/Indonesiakini.id)

PANDEGLANG – Pekerjaan Proyek Jalan Usaha Tani (JUT) Kegiatan Prasarana Pertanian Sub Kegiatan Pembangunan Tahun Anggaran 2024 pada SKPD Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang disoal berbagai kalangan salah satunya Aktivis Pemerhati Pembangunan (APP) Kabupaten Pandeglang. Hal tersebut lantaran material Batu Skrop yang digunakan tidak berkualitas yang hanya menguntungkan bagi para penyedia material.

“Batu skrop kotor yang digunakan untuk Lapis Pondasi Agregat Kelas A (LPA) yang mutunya sangat tidak berkualitas dan tidak menggunakan Batu Belah, Padahal seharusnya menggunakan batu belah dalam pondasi, sehingga kekuatan dan kestabilan teruji,” terang Berry ketua Aktivis Pemerhati Pembangunan Pandeglang saat diwawancarai di salah satu warung kopi di wilayah Kecamatan Angsana

Berry menjelaskan bahwa seharusnya pekerjaan mengacu kepada perencanaan, namun demikian perkerasan jalan JUT di Desa Angsana tidak melihat faktor yang diperhatikan berdasarkan fungsi jalan.

“Ketua kelompok Nirwana Tani dalam hal ini sebagai pelaksana dan penanggung jawab kegiatan harus bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan yang salah satunya memperbaiki kualitas material yang digunakan, serta mengacu kepada perencanaan agar dapat sesuai aturan jangan asal jadi demi meraup keuntungan semata,” papar Berry

Aktivis Pemerhati Pembangunan Pandeglang menegaskan bahwa dirinya akan menggelar aksi unjuk rasa jika pihak pelaksana kegiatan tidak melakukan perbaikan, sebab anggaran sebesar Rp 200 juta itu jangan sampai dijadikan ajang bacakan bagi para oknum khususnya para pengesub yang tidak memperhatikan kualitas.

“Spesifikasi untuk material jelas, pagu anggaran besar dan jika yang dikirim oleh oknum pengesub adalah material yang tidak sesuai spesifikasi maka pihak pelaksana harus menolak, karena ini anggaran negara yang tidak boleh asal menggunakan tanpa memperhatikan kualitas,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Nirwana Tani, Burdan selaku pelaksana tidak memberikan komentar hak jawabnya saat dikonfirmasi beberapa hari yang lalu melalui pesan singkat WhatsApp, hingga berita dipublikasikan media masih terus menggali informasi untuk mendapatkan informasi lebih detail mengenai pekerjaan yang diduga sarat kepentingan. (Andi)