JAKARTA – Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi (Disnakertrans) Provinsi DKI Jakarta akan menindaklanjuti kasus penipuan terhadap calon pekerja migran Indonesia (PMI).
“Saya akan mengunjungi kantor PT Lintas Cakrawala Buana untuk memastikan kebenaran informasi tersebut,” kata pegawai Disnakertrans dan Energi DKI Jakarta, Andi Mustajab, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (6/1/2025).
Andi juga mengimbau kepada masyarakat agar lebih berhati-hati dan waspada terhadap oknum yang mengaku bisa membantu mengurus tenaga migran Indonesia.
“Saya menghimbau kepada masyarakat agar lebih hati-hati dan waspada terhadap oknum yang mengaku bisa mengurus tenaga kerja Indonesia yang kini dikenal sebagai pekerja migran,” ucapnya.
Merespon hal tersebut, Bambang Juliarto SH, praktisi hukum dari Universitas Satya Gama, memberikan apresiasi kepada Dinas Tenaga Kerja Provinsi DKI Jakarta yang segera merespons laporan masyarakat.
“Saya sangat mengapresiasi jajaran Dinas Tenaga Kerja Provinsi DKI yang merespons informasi dari masyarakat dengan cepat,” ungkapnya.
Bambang juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap oknum yang justru merugikan dengan cara penipuan.
“Saya menghimbau masyarakat untuk waspada terhadap oknum yang mengaku bisa membantu, namun pada kenyataannya malah menipu. Saya juga mengimbau perusahaan-perusahaan ternama agar tidak sampai tercemar akibat ulah oknum calo tenaga migran,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, seorang warga Majalengka, Muhammad Teguh, tertipu dengan iming-iming pekerjaan di Taiwan. Teguh berencana menjadi pekerja migran, namun pada kenyataannya, ia hanya menjadi korban oknum yang mengatasnamakan Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) yang menjanjikan pekerjaan di sebuah peternakan sapi di Taiwan.
Menurut keterangan Teguh, awalnya ia bertemu dengan seseorang bernama Sifa pada 8 Juni 2023. Sifa menawarkan pekerjaan di Taiwan sebagai pekerja di peternakan sapi. Keesokan harinya, Teguh berangkat ke Jakarta dan menuju kantor PT Lintas Cakrawala Buana, sebuah PJTKI yang beralamat di Jalan Daan Mogot KM 12, Blok H2. Di kantor tersebut, Teguh bertemu dengan Patoni yang mengaku sebagai pegawai PT Lintas Cakrawala Buana. Dalam pertemuan tersebut, Teguh menyerahkan uang sebesar 20 juta rupiah beserta berkas untuk pengurusan keberangkatannya ke Taiwan.
“Pada saat itu saya menyerahkan uang 20 juta, kemudian saya menjalani cek medis di wilayah Grogol. Setelah itu, saya kembali ke rumah, dan beberapa hari kemudian Patoni meminta uang lagi dengan alasan untuk membeli job,” kata Teguh, sambil menunjukkan bukti kwitansi dan transfer senilai 15 juta rupiah.
Teguh merasa senang dan berharap besar bisa bekerja di Taiwan, meskipun hanya sebagai petugas di peternakan sapi. Ia semakin yakin ketika menerima paspor. “Awalnya saya yakin karena saya sudah memiliki paspor, namun ternyata hanya paspor kosong yang saya terima. Hingga kini, paspor tersebut masih ada pada saya,” ungkapnya.
Sementara itu, Karita, ibu dari Muhammad Teguh, sangat kecewa dengan tindakan Patoni yang telah menerima uang tersebut. Karita meyakini bahwa Patoni adalah karyawan PT Lintas Cakrawala Buana, karena berkas pengembalian dikirim atas nama perusahaan tersebut. “Saya yakin Patoni adalah karyawan PT Lintas Cakrawala Buana karena berkas pengembalian dikirim atas nama perusahaan itu,” ujar Karita.
(Asia Pujiono/Aas)