TOJO UNA-UNA – Bulan Ramadhan di berbagai daerah di Indonesia tidak hanya menjadi waktu untuk beribadah dan menahan diri, tetapi juga menghadirkan beragam tradisi khas yang diwariskan turun-temurun. Salah satu tradisi yang masih lestari hingga kini adalah Qunutan, yang biasanya dilaksanakan pada malam ke-15 Ramadhan.
Bagi masyarakat yang menjalankannya, Qunutan bukan sekadar perayaan biasa, tetapi menjadi bentuk rasa syukur sekaligus ajang mempererat tali silaturahmi dan kebersamaan. Tradisi ini juga dilaksanakan oleh Pemerintah Desa Tumotok, Kecamatan Talatako, Kabupaten Tojo Una-Una, bersama tokoh agama dan seluruh masyarakat desa pada Sabtu (15/3/2025). Dalam acara ini, warga membawa hidangan buka puasa untuk disantap bersama.
Menurut Imam Masjid Nurul Islam Desa Tumotok, Ustaz Abdurrahman H. Adi, tradisi ini bukan kewajiban atau sunnah, tetapi merupakan warisan budaya yang terus dijaga.
“Kegiatan ini sudah menjadi tradisi turun-temurun yang rutin dilaksanakan setiap pertengahan Ramadhan. Kita berbuka puasa bersama sambil memanjatkan doa dan rasa syukur kepada Allah SWT agar Desa Tumotok beserta seluruh warganya senantiasa mendapat berkah dan rahmat,” ujarnya.
Senada dengan itu, Kepala Desa Tumotok, Jamal, menyampaikan bahwa kegiatan ini selalu diadakan setiap malam ke-15 Ramadhan. Namun, tahun ini ada perbedaan, di mana Pemerintah Desa turut memfasilitasi agar acara berjalan lebih lancar dan aman.
“Kami ingin memastikan kegiatan ini berlangsung dengan baik, karena Qunutan bukan hanya sekadar buka puasa bersama, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan dan kekompakan masyarakat,” kata Jamal.
Antusiasme warga sangat tinggi, terlihat dari banyaknya masyarakat yang datang berbondong-bondong untuk mengikuti acara. Sembari menunggu waktu berbuka, lantunan dzikir dan doa semakin menambah kekhidmatan tradisi Qunutan di Desa Tumotok tahun ini. (Dirham)