BISNIS  

TPS Optimalkan Planning and Control, Produktivitas Bongkar Muat Kapal Naik 31%

SURABAYA – PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS), anak usaha Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP), berhasil meningkatkan kinerja operasionalnya melalui penerapan standar operasional berbasis Planning and Control (P&C). Transformasi ini menjadi bagian dari strategi efisiensi dan peningkatan daya saing pasca-integrasi Pelindo.

Direktur Operasi TPS, Rino Wisnu Putro, menjelaskan bahwa implementasi P&C bertujuan mengoptimalkan proses bongkar muat kapal, khususnya untuk kapal bermuatan penuh (full and down), yang membutuhkan tingkat akurasi tinggi dalam penataan peti kemas.

“Sebagai bagian dari strategi pasca-integrasi, Pelindo melalui SPTP terus mendorong implementasi standar operasional seragam. Salah satunya adalah penerapan operasi berbasis Planning and Control yang kini dijalankan optimal oleh tim TPS,” ujarnya.

Penerapan metode ini terbukti efektif dalam mempercepat proses sandar dan muat kapal. Pada kapal Brickell tujuan Singapura dan Tanjung Pelepas, Malaysia, produktivitas meningkat dari 39,76 box per jam pada 5 Februari 2025 menjadi 57,74 box per jam pada 13 Maret 2025, atau naik 31 persen. Efisiensi ini juga berdampak pada penurunan waktu sandar kapal (Port Stay), dari 28,17 jam menjadi 25,97 jam (lebih cepat 8 persen).

Selain peningkatan koordinasi internal, TPS juga menerapkan strategi seperti pemisahan muatan yang berpotensi mengubah rencana pemuatan, klasifikasi berat peti kemas untuk optimalisasi ruang kapal, serta evaluasi performa harian untuk penyempurnaan berkelanjutan.

Setyawan Nurhadi, Operations PT Pelayaran Bintang Putih, yang menjadi agen kapal Brickell, mengapresiasi langkah TPS dalam meningkatkan layanan. “Kami menilai positif upaya perbaikan layanan yang dilakukan TPS terhadap penanganan kapal Brickell yang bermuatan penuh,” ungkapnya.

Sebagai bagian dari subholding SPTP, TPS berkomitmen mendukung target Pelindo menjadi operator terminal petikemas kelas dunia dengan total trafik 15,7 juta TEUs pada 2029. Peningkatan produktivitas dan efisiensi operasional menjadi langkah strategis dalam mewujudkan sistem logistik nasional yang modern, efisien, dan kompetitif.