SURABAYA – UPT. Taman Budaya Jawa Timur kembali menggelar dua agenda kesenian yang sarat nilai budaya pada bulan April 2025. Dua kegiatan tersebut adalah Dokumentasi Karya Budaya Jaran Slining Lumajang dan Panggung Ekspresi Seni, yang akan menampilkan kreativitas seni tradisional dari berbagai daerah di Jawa Timur.
Agenda pertama, Budaya Jaran Slining Lumajang yang akan diselenggarakan pada Kamis, 24 April 2025 pukul 19.00 WIB di Gedung Kesenian Cak Durasim, Taman Budaya Jawa Timur.
Acara ini menyoroti seni tari tradisional khas Kabupaten Lumajang, Jaran Slining, yang lahir dari kreativitas masyarakat dalam menyiasati keterbatasan ekonomi ketika ingin menyelenggarakan pertunjukan Jaran Kencak di acara khitanan atau hajatan.
Menurut Mbah Dimo Irfan, seorang tokoh seniman Jaran Slining, seni ini muncul karena mahalnya biaya pertunjukan Jaran Kencak. Sebagai alternatif, masyarakat menciptakan bentuk tiruan sederhana yang kemudian dikenal dengan nama Jaran Slining, perpaduan kata “Jaran” (kuda) dan “Sak Lining” (sedikit). Tari ini kemudian berkembang menjadi seni pertunjukan tersendiri yang diterima luas oleh masyarakat Lumajang.
Pagelaran ini dibagi menjadi dua bagian:
Tari “Ashola Jharan” sebuah tari kreasi baru berbasis Jaran Slining yang dibawakan oleh 10 penari sebagai pembuka acara. Tari berdurasi sekitar 6 menit ini diiringi gamelan laras slendro secara langsung.
Pertunjukan Jaran Slining “Nadzar Kapusan”, yang memadukan tari dan teater tradisional (semi ludruk) berdurasi 45–60 menit. Kisahnya menggambarkan dinamika sosial masyarakat dalam memenuhi nadzar untuk menggelar hajatan khitan, dikemas secara dramatik dengan suasana sedih, lucu, dan penuh konflik keseharian yang relevan.
Sementara itu, agenda kedua bertajuk Panggung Ekspresi Seni akan digelar pada Minggu, 27 April 2025 pukul 13.00 WIB di tempat yang sama, Gedung Kesenian Cak Durasim.
Acara ini akan diisi oleh Sanggar Putra Bima Respati yang dipimpin oleh Sdr. Sariyono, menampilkan berbagai pertunjukan seni ekspresif dari para seniman muda berbakat.
Kehadiran masyarakat dalam pagelaran ini diharapkan dapat memperkuat identitas budaya dan memperluas pemahaman generasi muda terhadap kekayaan seni tradisional Jawa Timur.