BANGGAI – Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,0 mengguncang wilayah Barat Laut Pohuwato, Gorontalo, pada Jumat (3/5/2025) pukul 19.51 WIB. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di darat, sekitar 35 kilometer barat laut Pohuwato, tepatnya pada koordinat 0,55 Lintang Utara dan 121,64 Bujur Timur. Meski demikian, gempa ini dipastikan tidak berpotensi tsunami dan telah direview oleh seismolog.
Guncangan gempa dirasakan di sejumlah wilayah di Sulawesi dan Kalimantan, seperti Gorontalo, Gorontalo Utara, Manado, Berau, Palu, Kabupaten Boalemo, Kabupaten Pohuwato, dan Masamba. Di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, warga merasakan getaran cukup kuat yang menyebabkan kepanikan. Sejumlah warga dilaporkan berlarian keluar rumah karena khawatir akan adanya gempa susulan.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan gempa lanjutan. Masyarakat diminta untuk tidak panik serta terus mengikuti informasi resmi dari lembaga berwenang.
Langkah Antisipasi Gempa Bumi
Sebelum gempa terjadi, penting bagi masyarakat untuk memastikan bahwa struktur dan lokasi rumah mereka aman dari potensi bahaya seperti longsor atau likuefaksi. Evaluasi dan renovasi bangunan perlu dilakukan untuk meningkatkan ketahanan terhadap guncangan. Selain itu, mengenal tata letak tempat tinggal atau tempat kerja, termasuk letak pintu, lift, dan tangga darurat, dapat membantu saat evakuasi darurat.
Masyarakat juga dianjurkan mempelajari pertolongan pertama dan cara menggunakan alat pemadam kebakaran. Nomor-nomor penting harus dicatat dan mudah diakses dalam keadaan darurat. Perabotan rumah tangga sebaiknya dipasang kokoh pada dinding, dan benda-benda berat diletakkan di bagian bawah agar tidak mudah jatuh saat terjadi gempa. Barang-barang mudah terbakar perlu disimpan di tempat yang aman dan tidak mudah pecah. Listrik, air, dan gas sebaiknya dimatikan saat tidak digunakan. Selain itu, masyarakat disarankan menyiapkan perlengkapan darurat seperti kotak P3K, senter, radio, makanan kering, dan air bersih.
Saat gempa terjadi, jika berada di dalam bangunan, lindungilah tubuh dan kepala dari reruntuhan dengan berlindung di bawah meja atau perabot kokoh lainnya. Jika memungkinkan, segera keluar dari bangunan ke tempat terbuka. Jika sedang berada di luar ruangan, hindarilah gedung, tiang listrik, dan pohon besar, serta perhatikan kondisi tanah sekitar. Bagi yang sedang mengemudi, sebaiknya menghentikan kendaraan, keluar, dan menjauh untuk menghindari risiko kecelakaan atau kebakaran.
Mereka yang berada di pantai disarankan segera menjauhi garis pantai untuk mengantisipasi bahaya tsunami, meskipun dalam kasus ini gempa tidak berpotensi tsunami. Di daerah pegunungan, masyarakat perlu waspada terhadap kemungkinan longsor.
Setelah gempa, warga sebaiknya keluar dari bangunan dengan tertib, menggunakan tangga biasa dan bukan lift. Lingkungan sekitar perlu diperiksa, khususnya potensi kebakaran, kebocoran gas, korsleting listrik, atau kerusakan saluran air. Jangan kembali memasuki bangunan yang telah rusak, karena masih ada potensi reruntuhan atau gempa susulan.
Hindari berkumpul di lokasi pusat gempa dan tetap ikuti informasi resmi dari sumber terpercaya seperti BMKG atau radio. Masyarakat juga diminta tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. Jika diminta oleh petugas, isilah formulir atau angket untuk pendataan kerusakan. Terakhir, tetap tenang, waspada, dan terus berdoa demi keselamatan bersama. (Dirham)