SIKKA – Camat Kangae, Eric Staminus Hermianus, secara resmi membuka rapat sosialisasi rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) di wilayahnya pada Kamis, 5 Juni 2025.
Dalam sambutannya, Eric menekankan pentingnya kolaborasi antara pemangku kepentingan di tingkat kecamatan guna menyusun RPJMD periode 2025–2030 secara partisipatif dan menyentuh kebutuhan riil masyarakat.
“Beberapa isu yang menjadi perhatian utama di Kecamatan Kangae mencakup sektor ekonomi masyarakat, sumber daya manusia, infrastruktur, pertanian, perikanan dan kelautan, serta kehutanan,” ujarnya.
Rapat sosialisasi ini dihadiri oleh unsur pemerintah, anggota DPRD, BPD, sekretaris desa, tokoh pemuda, serta elemen masyarakat lainnya.
Salah satu anggota DPRD Kabupaten Sikka, Yohanes De Peskim, menyampaikan bahwa RPJMD harus dirancang dengan melibatkan masyarakat secara langsung.
“Kami di DPRD mendorong agar proses penyusunan RPJMD kembali menyentuh akar persoalan di masyarakat. Ini akan membuat hasil perencanaan lebih partisipatif. Kami ingin mendengar langsung suara rakyat,” kata Yohanes.
Ia menambahkan, proses politik di DPRD akan menyesuaikan dengan pidato pengantar Bupati Sikka terkait RPJMD yang disampaikan sebelumnya. “Fraksi-fraksi akan menyampaikan pandangan umumnya pada 10 Juni mendatang, dan masukan dari masyarakat hari ini akan menjadi bagian dari sikap politik fraksi,” ujarnya.
Yohanes juga menyinggung pentingnya keterpaduan RPJMD daerah dengan dokumen perencanaan nasional seperti RPJPN dan laporan Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka.
“RPJMD harus selaras dengan RPJPN. Ini menjadi rujukan bersama agar rencana pembangunan daerah tidak berjalan sendiri-sendiri,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa proses konsultasi publik lanjutan dijadwalkan berlangsung pada Juli mendatang, meskipun masih terdapat sejumlah kendala administratif, termasuk soal koordinasi dengan perbankan.
Terkait visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati, Yohanes menilai tidak ada perubahan signifikan dari masa kampanye hingga pidato pengantar terakhir.
“Visi misi pemerintah tetap mengarah pada terwujudnya masyarakat Sikka yang kreatif, inovatif, dan mandiri,” katanya.
Sementara itu, sektor-sektor penyumbang utama Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) seperti perikanan, kehutanan, dan pariwisata juga menjadi sorotan dalam penyusunan RPJMD.
“Pariwisata dan budaya termasuk dalam sektor sekunder, dan meskipun potensinya besar, perlu penguatan dari sisi kebijakan,” kata Yohanes.
Ia turut mengingatkan pentingnya konsep pentahelix, kerja sama antara pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas, dan media dalam mendukung pembangunan daerah.
“Pentahelix ini tidak harus masuk dalam program atau subkegiatan, tapi bersifat koordinatif dan mendukung, agar pembangunan lebih menyeluruh,” pungkasnya. (Nikolaus Sanggu)