SURABAYA – Universitas Airlangga (UNAIR) menegaskan komitmennya untuk hadir bagi mahasiswa dan masyarakat yang terdampak banjir besar di beberapa wilayah Sumatera.
Rektor UNAIR, Prof. Muhammad Madyan, menyampaikan bahwa pihak kampus tengah memetakan kebutuhan sekitar 60 mahasiswa UNAIR yang berasal dari kawasan terdampak.
“Insya Allah semua akan kami fasilitasi. Mulai dari dukungan kebutuhan harian hingga opsi keringanan atau pembebasan UKT sedang kami bahas di tingkat pimpinan universitas,” ujar Prof. Madyan usai menghadiri ajang Student Achievement Award 2025 di Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) pada Senin (8/11/2025).
Di luar bantuan internal untuk mahasiswa, UNAIR juga mengirimkan tim kemanusiaan ke Aceh Tamiang dan Sumatera Barat. Tim tersebut merupakan kolaborasi lintas fakultas dan rumah sakit pendidikan, meliputi Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan Masyarakat, RS UNAIR, hingga RSUD dr. Soetomo.
“Mereka banyak yang memberikan layanan medis di lokasi, termasuk melakukan tindakan operasi untuk warga yang memerlukan penanganan segera.” tambahnya.
Prof. Madyan menjelaskan bahwa banyak warga mengalami infeksi setelah melakukan pembersihan rumah pascabanjir. Situasi semakin sulit karena rumah sakit di Aceh Tamiang sempat tidak beroperasi akibat peralatan medisnya rusak dan sebagian area terendam banjir.
Selain layanan kesehatan, UNAIR juga menggerakkan Fakultas Teknologi dan Manajemen Maritim (FTMM) untuk membantu penyediaan alternatif sumber energi listrik bagi warga.
“Harapannya langkah yang kami lakukan ini dapat mempercepat pemulihan layanan penting seperti air bersih, serta kebutuhan penerangan di daerah terdampak dan kami ingin proses pemulihan berjalan cepat, merata, dan memberi dampak nyata bagi masyarakat,” tutup Prof. Madyan.






