PLN Nusantara Power Tancap Gas Kembangkan Pembangkit Hijau

Teks Foto : PLTS Terapung Cirata menandai salah satu keberhasilan PLN NP dalam upaya pengembangan pembangkit hijau skala besar dengan memanfaatkan potensi perairan waduk di Indonesia. (ist)

JAKARTA – PT PLN Nusantara Power (PLN NP) terus mengakselerasi pengembangan pembangkit hijau sebagai bagian dari transformasi bisnis perusahaan menuju sistem ketenagalistrikan yang lebih bersih, andal, dan berkelanjutan. Langkah strategis ini sejalan dengan visi PLN NP untuk menjadi perusahaan pembangkit listrik yang terpercaya dan terkemuka dalam mendukung transisi energi nasional serta target Net Zero Emission (NZE) Indonesia pada 2060.

Salah satu capaian penting dalam perjalanan transformasi tersebut adalah beroperasinya PLTS Terapung Cirata di Waduk Cirata, Jawa Barat. Pembangkit listrik tenaga surya terapung berkapasitas 192 MWp ini menjadi yang terbesar di Indonesia dan kawasan ASEAN, sekaligus menandai babak baru pengembangan energi terbarukan skala besar di Tanah Air. Beroperasi secara komersial sejak November 2023, PLTS Terapung Cirata mampu memproduksi listrik hijau hingga 300 GWh per tahun serta menurunkan emisi karbon sekitar 214.000 ton CO₂ setiap tahunnya.

Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah, menegaskan bahwa pengembangan pembangkit hijau merupakan strategi jangka panjang perusahaan dalam menjawab tantangan masa depan sektor energi nasional.

“Transisi energi membutuhkan keberanian untuk melangkah dan konsistensi dalam eksekusi. PLN Nusantara Power memilih berada di garis depan melalui pengembangan pembangkit hijau yang terukur, berkelanjutan, dan memberikan dampak nyata bagi sistem ketenagalistrikan nasional,” ujar Ruly dalam keterangan tertulis, (18/12/25) Kamis.

PLTS Terapung Cirata dikembangkan dengan memanfaatkan potensi waduk sebagai ruang pembangkitan energi tanpa mengganggu fungsi utama sumber daya air. Sinergi antara PLTS terapung dan PLTA Cirata yang telah beroperasi sejak 1988 menjadikan kawasan ini sebagai contoh ideal integrasi energi terbarukan. Ditopang jaringan transmisi yang kuat di Pulau Jawa, pembangkit ini juga berperan strategis dalam menjaga keandalan pasokan listrik di wilayah dengan beban puncak tertinggi di Indonesia.

Keberhasilan proyek strategis nasional tersebut menjadi fondasi bagi pengembangan pembangkit hijau PLN NP di berbagai wilayah lainnya. Saat ini, PLN NP juga telah mengoperasikan PLTS Ibu Kota Nusantara (IKN) berkapasitas 50 MW yang dilengkapi Battery Energy Storage System (BESS) sebesar 8,3 MWh guna mendukung pasokan listrik yang andal di Kalimantan. Selain itu, pengembangan PLTS Terapung di Waduk Karangkates tengah dipersiapkan sebagai bagian dari optimalisasi pemanfaatan waduk untuk energi bersih.

Melalui anak usahanya, PT PLN Nusantara Renewables, PLN NP turut mengembangkan berbagai proyek energi terbarukan lainnya, antara lain Proyek PLTS Jawa-1 yang tersebar di Batang, Pemalang, Paiton, dan Sumenep, serta Proyek Mentari Nusantara yang mencakup pembangunan PLTS di sejumlah wilayah di Jawa dan luar Jawa, termasuk pengembangan pembangkit listrik tenaga air di Sumatra.

Ruly menambahkan, potensi energi terbarukan Indonesia, khususnya pengembangan PLTS terapung, masih sangat besar untuk dioptimalkan.

“Dengan ratusan bendungan dan waduk yang dimiliki Indonesia, PLTS terapung membuka peluang besar untuk mempercepat bauran energi bersih tanpa menambah tekanan terhadap lahan. PLN Nusantara Power siap mengoptimalkan potensi tersebut melalui kolaborasi, inovasi teknologi, dan pengelolaan proyek yang berkelanjutan,” pungkasnya.

Melalui pengembangan pembangkit hijau yang terintegrasi dan berkesinambungan, PLN Nusantara Power menegaskan perannya sebagai salah satu penggerak utama transisi energi nasional, sekaligus menghadirkan energi bersih untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan masa depan Indonesia yang lebih hijau.