Sabirin Siahaan Buka Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus di Sabulussalam

Banner pengumuman. (Foto: Yayasan Ar-Royan)

SABULUSSALAM (INDONESIAKINI.id) – Sabirin Siahaan membuka layanan pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) atau yang dikenal dengan nama Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kampong Lae Bersih, Kecamatan Penanggalan, Kota Sabulussalam, Aceh.

“Pada PP nomor 72 tahun 1991, Bab I, Pasal 1, pendidikan luar biasa adalah pendidikan khusus diselenggarakan bagi peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan atau mental,” ucap Sabirin Siahaan, Minggu (23/4/2023).

Bab II Pasal 2, lanjut Sabirin, pendidikan luar biasa bertujuan membantu peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan atau mental agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan pribadi maupun anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal-balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau mengikuti pendidikan lanjutan.

“Kita harapkan di Kota Sabulussalam semua anak berkebutuhan khusus atau ABK mendapatkan kesempatan yang sama dalam hal layanan pendidikan. Untuk memberikan kepercayaan kepada orang tua atau wali siswa kami telah melengkapi fasilitas pendukung seperti gedung belajar, perpustakaan, air bersih, pekarangan bermain atau olahraga, musala tempat praktik ibadah. Semua fasilitas itu dikelilingi dengan pagar tembok agar siswa terjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan,” terang Sabirin.

Bukan hanya itu, Sabirin Siahaan juga membuka layanan pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) untuk usia 5-6 tahun, Pendidikan Anak Usia Dini/Kelompok Bermain (PAUD/KB) untuk anak usia 3-4 tahun, dan layanan pendidikan TPA atau Balai Pengajian yang dilaksanakan setiap sore dari Senin hingga Jumat pukul 16.00-18.00 WIB.

Berikut 12 metode bimbingan anak berkebutuhan khusus yang diadopsi dan diterapkan untuk dapat menciptakan peserta ABK yang cerdas, tangguh dan percaya diri:

  1. Melakukan identifikasi dan Asesmen. Kegiatan untuk menemukenali anak. Tujuan asesmen yakni untuk melihat kondisi, karakteristik anak, hingga kemampuan awal anak untuk nantinya menjadi dasar pembuatan program pembelajaran yang sesuai.
  2. Menyusun program pembelajaran individual (PPI) dan RPP. Program ini bisa disusun dalam wujud PPI maupun RPP. PPI atau program pembelajaran individual merupakan program pembelajaran yang didesain untuk individu. Sedangkan RPP adalah program yang dirancang untuk satu kelas yang didalamnya memuat kopetensi, materi, metode, bahan ajar, hingga evaluasi. Contoh metode yang bisa digunakan untuk ABK misalnya drill (latihan berulang), Eksperimen, Demonstrasi, Praktek, Karya Wisata, dan banyak lainnya.
  3. Pilih materi Akademik Fungsional. Maksudnya adalah materi tersebut dapat diterapkan anak dalam kehidupan sehari-hari. Materi Akademik Fungsional tersebut contohnya penggunaan mata uang, mengenal waktu (jam), dan lainnya.
  4. Mengajarkan keterampilan kompensatoris. Misalnya keterampilan kompensatoris untuk Tunanetra yakni Orintasi dan Mobilitas, Tunarugu yakni Bina persepsi bunyi dan irama, Tunagrahita yakni Bina diri, Tunadaksa yakni Bina gerak, Autis yakni bisa komunikasi.
  5. Membangun kedekatan dengan anak. Supaya anak menjadi nyaman dalam belajar. Dengan demikian diharapkan apa yang dipelajari lebih mudah diserap anak.
  6. Menggunakan media dalam mengajar. Media merupakan hal yang penting, dengan menggunakan media bisa membuat siswa memahami materi dengan mudah. Media juga memungkinkan anak mengalami pembelajaran dengan lebih nyata, jadi anak tidak sekedar membayangkan.
  7. Mengalisis tugas atau task analysis. Dalam menangani ABK sangat cocok menggunakan analisis tugas. Contonya yakni dalam mengajarkan sikat gigi pada anak bisa dimulai dari mengambil alat, kemudian menaruh pasta gigi ke sikat gigi, hingga menggosokkan di gigi dengan baik. Bila langkah satu belum dikuasai jangan dilanjutkan ke langkah yang lebih rumit.
  8. Penerapan Reward dan Punishment. yakni menerapkan reward (hadiah) dan punishment (hukuman). Dengan menerapkan cara tersebut perlu dilakukan supaya anak memahami apa yang salah atau tidak dilakukan karena terdapat berefek buruk, dan apa yang bagus dilakukan karena dapat berefek baik.
  9. Melatih dan Mengajari dengan sabar. Ini hal wajib dilakukan oleh guru karena tidak semua yang diajarkan dapat diserap dengan cepat sehingga membutuhkan kesabaran yang tinggi.
  10. Menghindari Ekspektasi yang terlalu tinggi. Seorang guru dalam mendidik ABK mempunyai ekspektasi boleh, namun ekspektasi tersebut jangan terlalu tinggi. Ekspektasi yang terlalu tinggi bukannya membuat guru lebih produktif, namun bisa malah membuat seorang guru terbebani atau tidak maksimal karena materi yang telah dirancang malah tidak kunjung dikuasai siswa.
  11. Metode ini akan terus diterapkan oleh guru agar materi yang telah dikuasai dan dipahami anak didik dapat dipindah ke dalam ingatan jangka panjang di otak.

“Kendati demikian, seiring berjalannya waktu, sudah barang tentu tuntutan kesempurnaan metode Bimbingan dan Pembelajaran itu dibutuhkan, karenanya Metode dan inovasi-inovasi baru akan terus kita upayakan untuk mencapai kesempurnaan. Selain itu kami juga mengharapkan bimbingan dan kerja sama yang baik dari Dinas Pendidikan Aceh, Kacabdiswil Subulussalam-Singkil dan Disdik Kota Subulussalam, serta Stekholder pendidikan lainnya,,” tutup Sabirin Siahaan.

Reporter : Rajakombih