Bangka (INDONESIAKINI.id) – Dengan banyaknya keragaman suku dan budaya, kita dapat menambah wawasan, mengetahui banyak fakta budaya yang menarik dan semakin mencintai bangsa kita sendiri. Perbedaan itu menambah banyak khasanah wawasan kita sehingga dapat menciptakan toleransi yang terjaga dengan baik.
Mooncake Festival atau festival kue bulan adalah salah satu tradisi masyarakat Tionghoa yang sampai sekarang masih terus berlangsung dengan sangat meriah. Mooncake Festival ini merupakan salah satu perayaan hari besar selain Imlek bagi masyarakat Tionghoa.
Masyarakat keturunan Tionghoa di Kabupaten Bangka juga melakukan hal yang sama yaitu melaksanakan kegiatan Mooncake Festival pada hari Minggu (15/09/2024) pukul 18.00 WIB sampai menjelang tengah malam. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Puri Tri Agung, beralamat dikawasan Pantai Tikus, Desa Rebo, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Dalam acara festival kue bulan atau mooncake festival di Puri Tri Agung ini dihadiri dan disaksikan oleh ribuan masyarakat sekitar yang memang sengaja datang untuk menyaksikan kemeriahan acaranya. Terlihat hadir juga di kursi VIP, Staff Ahli Bupati Bangka Bidang Pembangunan Manusia Dan Kebudayaan, Boy Yandra, SKM, MPH, yang mewakili Pemkab Bangka.
Kegiatan yang berlangsung sangat meriah tersebut di isi dengan berbagai macam kegiatan dan pertunjukan yang menarik. Ada kuliner gratis yang disediakan untuk penonton, atraksi barongsai dari Bodhi Dharma Shaolin, pertunjukan seni bela diri wushu ronin dan yang tidak kalah seru dan heboh acara ini juga menampilkan artis khusus lagu Mandarin dari Ibu Kota Jakarta yaitu Miss Wenny Zhu dan Mr Alung.
Salah satu pengunjung bernama Ratna, ketika ditanya media ini mengatakan, bahwa ia beserta suami dan kedua anaknya sengaja datang dari kota Sungailiat untuk dapat menyaksikan keseruan acara mooncake festival di Puri Tri Agung ini.
“Acaranya ramai, penonton sangat banyak, saya sangat terhibur. Tadi saya menonton barongsai dari dekat dan atraksi mereka sangat luar biasa,” celetuk Ratna.
Sejarah asal usul perayaan mooncake festival, ada legenda yang terkenal menceritakan awal perayaan ini. Alkisah, dahulu dibumi ini terdapat sepuluh matahari. Karena panasnya matahari tersebut menyebabkan bumi mengalami kekeringan yang sangat hebat.
Hou Yi, seorang pemanah ulung dimasa itu bersama istrinya Chang’e ditugaskan untuk membinasakan dan menjatuhkan sembilan matahari. Hou Yi membidikkan anak panahnya dan berhasil melaksanakan tugas dengan menjatuhkan sembilan matahari tersebut.
Setelah berhasil melaksanakan tugasnya, Hou Yi dihadiahi oleh orang sakti sebotol obat keabadian. Hou Yi berpesan kepada istrinya untuk benar – benar menjaga obat tersebut. Saat Hou Yi pergi ada orang yang berusaha mencuri obat tersebut dan ketahuan Chang’e. Karena ingin menjaga amanat suaminya, Chang’e sebagai istri menelan obat tersebut biar tidak bisa dicuri.
Setelah menelan obat tersebut Chang’e secara perlahan naik ke kayangan dan menetap dibulan tanpa pernah bisa kembali lagi ke bumi.
Mengetahui kejadian ini Hou Yi bersedih, istri tercinta telah meninggalkannya menuju ke bulan. Tetangga merekapun turut bersimpati dangan kejadian tersebut dan mengenangnya dengan makan mooncake bersama sehingga Hou Yi tidak bersedih.