Kebijakan Ekonomi Biru Dongkrak Ekspor Ikan Hias

JAKARTA (INDONESIAKINI.id) – Selain elok di pandang mata, nilai ekonominya juga menggiurkan. Begitulah gambaran singkat tentang ikan hias.

Data Kementerian Kelautan dan Perikanan, pada semester I-2023 nilai ekspor ikan hias di Indonesia mencapai 20,5 juta dolar AS atau meningkat 16,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ke depan, ekspor ikan hias asal Indonesia diprediksi terus meningkat.

Tren positif ekspor ikan hias, ditunjukkan Badan Pusat Statistik (BPS). Data BPS yang diolah Ditjen Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), dalam tiga tahun terakhir terjadi peningkatan ekspor ikan hias secara signifikan.

Pada 2020, misalnya, nilai ekspor ikan hias Indonesia mencapai USD30,76 juta (Rp447,78 miliar). Selanjutnya naik menjadi USD34,55 juta (Rp494,47 miliar) di 2021. Angka tersebut kemudian meningkat kembali menjadi USD36,43 juta (Rp542,91 miliar) pada 2022.

Merujuk data Internasional Trade Statistic (ITC) Trademap yang diolah Ditjen PDSPKP, pada 2022 market share Indonesia di pasar ikan hias global mencapai 11,35% yang mencapai 321 juta dolar AS. Angka ini meningkat dari market share tahun sebelumnya yang hanya mencapai 8,70%.

Adapun total nilai pasar ikan hias dunia yang meliputi pasar domestik masing-masing negara dan antarnegara diperkirakan mencapai 6,27 miliar dolar AS pada 2022. Angka tersebut diprediksi akan tumbuh dengan compounded annual growth rate (CAGR) sebesar 0,25 persen pada 2023–2032 atau menjadi 16,63 miliar pada 2032.

Capaian ekspor ikan hias Indonesia tersebut menunjukkan bahwa kebijakan ekonomi biru yang diusung KKP telah mendorong Indonesia untuk menjadi eksportir terbesar ikan hias di dunia, yang saat ini masih dipegang oleh Jepang dengan nilai USD48,95 juta (share 15,25%). Program ekonomi biru dinilai mampu meningkatkan kesehatan lingkungan laut dan perairan umum yang menjadi prasyarat penting dalam budi daya ikan hias yang sehat.

Dengan adanya perbaikan ekologi secara berkelanjutan, maka akan berdampak positif terhadap kualitas ikan hias yang akan dibudidayakan. Hasilnya pun nyata.

“Informasi positif, pada semester I-2023 di mana nilai ekspor ikan hias Indonesia mencapai 20,5 juta dolar AS atau meningkat 16,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2022,” ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono di Jakarta, Jumat (27/10/2023).

Nomor Dua di Dunia

Lonjakan nilai ekspor ikan hias Indonesia, berbanding terbalik dengan negara-negara kompetitor Indonesia seperti Jepang, Singapura, dan Belanda. Nilai ekspor ketiga negara tersebut mengalami penurunan ekspor masing-masing sebesar 8,3 persen, 9,8 persen, dan 37,2 persen.

Dengan capaian seperti itu, Indonesia berhasil duduk pada peringkat ke-2 sebagai eksportir ikan hias global. Posisi ini, melompat dari posisi ke-5 pada tahun sebelumnya. Indonesia berhasil menggeser posisi Singapura dan Belanda. Urutan pertama eksportir ikan hias masih ditempati Jepang dengan nilai ekspor sebesar 48,95 juta dolar AS atau 15,3 persen terhadap total.

Dengan tren capaian positif itu, Menteri Trenggono pun optimistis Indonesia akan mampu menjadi eksportir ikan hias terbesar di dunia. Peluang itu terbuka, mengingat Indonesia memiliki kekayaan ikan endemik juara, meliputi arwana super red/gold/silver, arwana harding, botia, dan lainnya.

Di tengah euforia ikan hias itu, Menteri Trenggono pun mendorong dan meminta startup untuk mendukung pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), sehingga semakin banyak yang mampu bersaing di pasar global. Dia optimistis bahwa usaha ikan hias air tawar beserta turunannya akan menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi UMKM di masa depan.

Ibu Kota Ikan Hias Dunia

Guna mendongkrak minat pengusaha di sektor ikan hias, KKP berminat menggelar festival ikan hias secara nasional dan internasional pada 2024. Berkolaborasi dengan pelaku usaha ikan hias nasional, pemerintah berharap, ke depan Indonesia akan menjadi ibu kota ikan hias dunia.

Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Budi Sulistiyo saat berbicara di Indonesia International Pet Expo (IIPE) 2023 pada 1–3 September 2023, mengajak masyarakat untuk terus menjaga lingkungan guna melindungi ekosistem ikan sejalan dengan semangat ekonomi biru. Terlebih kualitas air sangat menentukan dalam pengembangbiakan ikan hias.

Sebagai informasi, KKP berkolaborasi dengan Kalikan dalam ajang Indonesia International Pet Expo 2023. Di acara tersebut 15 komunitas diajak untuk menampilkan produk terbaiknya. Adapun para peserta tersebut, antara lain: matefish zone, homey exotic fish IIPE, kwan goldfish, dan lain-lain.

Event tersebut, tidak hanya menjadi ajang temu komunitas, tetapi juga diselenggarakan beberapa kompetisi, seperti kontes Aquascape “Clash of Titan”, dan Kontes Axolotl pertama di Indonesia. Kegiatan ini berlangsung di hall 7–10 ICE BSD, Tangerang, pada 1–3 September 2023.

Terkait dengan peluang bisnis budi daya ikan hias, Dirjen Budi menjelaskan bahwa saat ini budi daya ikan hias menjadi salah satu peluang ekonomi yang sangat potensial untuk dikembangkan oleh masyarakat.

“Ikan hias ini, dari hobi bisa menghasilkan ekonomi. Dalam ekspo ini saya melihat ada jalinan kolaborasi yang sangat baik antara industri dengan UMKM dalam upaya meningkatkan nilai ekonomi ikan hias tersebut, tidak hanya untuk memenuhi pasar domestik, tetapi juga untuk pasar ekspor,” tambahnya.

Memperkuat ruang usaha ikan hias, pemerintah melalui KKP menerbitkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 2 tahun 2021 yang menetapkan ikan arwana super red atau scleropages formosus sebagai maskot ikan hias nasional.

“Sebenarnya banyak jenis hewan peliharaan asli Indonesia, dan untuk ikan hias, KKP telah menjadikan ikan arwana super red sebagai maskot ikan hias nasional,” tuturnya.