SURABAYA | Bank Indonesia menggelar talkshow bertajuk “Peran Digitalisasi dalam Halal Lifestyle” sebagai bagian dari rangkaian Festival Ekonomi Syariah (FESyar) 2024 di Masjid Agung Al Akbar Surabaya, Sabtu (14/09/24).
Acara ini menghadirkan sejumlah narasumber yang membahas pentingnya teknologi digital dalam mendukung industri halal, termasuk sektor makanan, fashion, dan keuangan syariah.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Banten, Ameriza M Moesa, dalam sambutannya menyatakan bahwa FESyar 2024 di Surabaya merupakan upaya Bank Indonesia untuk memperkuat ekonomi syariah yang inklusif.
Ia mengutip data dari State of the Global Islamic Economy Report 2023/2024, yang menunjukkan konsumsi produk halal dunia mencapai 2,3 triliun USD pada tahun 2022 dan diproyeksikan naik menjadi 3,1 triliun USD pada 2027.
“Indonesia berada di posisi ketiga dalam pengembangan ekosistem halal, dan terus memperkuatnya melalui digitalisasi, seperti sertifikasi halal dan pemasaran lewat platform e-commerce, seperti Shopee Barokah,” tambah Ameriza.
Namun, ia juga menekankan bahwa Indonesia masih tertinggal dalam produksi produk halal dibanding negara-negara non-Muslim seperti Brasil dan India.
Vito Sandi dari Shopee Barokah menambahkan bahwa digitalisasi menawarkan kemudahan akses bagi konsumen untuk mendapatkan produk halal berkualitas, baik di pasar lokal maupun global.
CEO Vanilla Hijab, Intan Kusuma, juga berbicara tentang tren gaya hidup Islami yang kini semakin meluas, didorong oleh peran influencer dan selebriti.
“Hijab dan gaya hidup Islami tidak hanya menjadi tren fashion, tetapi juga meluas ke pariwisata, makanan, komunitas, pendidikan, dan investasi,” ungkapnya.
Para ahli di bidang digital dan industri halal menyoroti bahwa dengan meningkatnya permintaan global, Indonesia diharapkan dapat menjadi produsen utama produk halal di masa depan, bukan hanya sebagai pasar.