MAJALENGKA (INDONESIAKINI.id) – Agama islam adalah agama yang sempurna, agama yang lengkap, tidak hanya mengajarkan perkara tauhid, tidak hanya mengajarkan perkara ibadah, islam juga mengajarkan kepada kita perkara akhlak dan adab. Di antara akhlak serta adab yang mulia adalah sifat amanah.
الأمانة فضيلة من أشرف الفضائل
Sifat amanah adalah sifat yang sangat mulia, bahkan dia adalah salah satu sifat yang paling mulia
Saking mulianya sifat amanah serta bahayanya menyia-nyiakan sifat amanah, tiada makhluk yang sanggup serta menerima amanah yang Allah ta’ala bebankan, kecuali manusia yang menerima. Allah ta’ala berfirman:
إِنَّا عَرَضْنَا الأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الإِنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولاً
Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanah itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh.” (QS. Al-Ahzab:72)
Amanah adalah sifat yang sangat dijunjung tinggi oleh bangsa Arab terdahulu sebelum datangnya Islam. Bangsa Arab telah menjunjung tinggi sifat amanah, bahkan mereka menganggap kehormatan seseorang dilihat dari sifat amanahnya. Seseorang yang mampu menjaga sifat amanah, maka mereka adalah orang terhormat. Maka dari itu, kita ketahui bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mendapatkan gelar Al-Amin, orang yang terpercaya yang senantiasa menjaga amanahnya. Maka amanah sangatlah dijunjung tinggi oleh bangsa Arab saat itu.
Lawan dari sifat amanah adalah khianat, yaitu tidak menunaikan dengan sebaik baiknya sebuah amanah. Amanah adalah segala sesuatu yang ditugaskan kepada kita, baik itu tugas sosial maupun beban-beban yang Allah syari’atkan kepada kita.
Sungguh banyak sekali dalil-dalil baik dari Al-Qur’an maupun As-Sunnah yang memerintahkan kita untuk senantiasa menjaga amanah yang telah ditugaskan kepada kita, di antaranya Allah ta’ala berfirman:
فَلْيُؤَدِّ الَّذِي اؤْتُمِنَ أَمَانَتَهُ وَلْيَتَّقِ اللَّهَ رَبَّهُ
Maka hendaklah bagi siapa saja yang diberikan amanah menunaikannya dengan sebenar-benarnya.” (QSAl-Baqarah: 283)
Allah ta’ala juga berfirman:
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا
Sesungguhnya Allah ta’ala memerintahkan kepada kalian agar menunaikan amanah kepada orang yang berhak menerimanya.”(QS. An-Nisa: 58)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga bersabda:
أَدِّ الأَمَانَةَ إِلَى مَنِ ائْتَمَنَكَ، وَلاَ تَخُنْ مَنْ خَانَكَ
Tunaikanlah amanah kepada orang yang telah memberikan amanah kepadamu dan janganlah kalian membalas pengkhianatan dengan pengkhianatan.”(HR. Abu Daud & Tirmizi)
تضييع الأمانة علامةٌ على ضعف الإيمان
Menyianyiakan amanah salah satu tanda lemahnya iman seseorang
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
لاَ إِيمَانَ لِمَنْ لاَ أَمَانَةَ لَهُ، وَلاَ دِينَ لِمَنْ لاَ عَهْدَ لَهُ
Tiada sempurna iman seseorang bagi siapa saja yang tidak menunaikan (menjaga) amanahnya dan tiada sempurna agama seseorang, orang yang tidak mampu memegang janjinya.” (HR. Ahmad & Ibnu Hibban)
Ketahuilah sesungguhnya tidak menunaikan amanah ataupun khianat adalah salah satu ciri orang munafik. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا ائْتُمِنَ خَانَ
Tanda (ciri khas) orang munafik ada tiga : manakala berbicara ia bohong, manakala Ia membuat janji ia ingkar dan tatkala diberi amanah Ia berkhianat.” (HR. Bukhari)
Ketahuilah sesungguhnya amanah bermacam-macam bentuknya, beragam macamnya dan salah satu di antara amanah yang terpenting yang hendaknya kita jaga semua adalah hak-hak, kewajiban-kewajiban, beban-beban syari’at yang telah Allah ta’ala bebankan kepada kita”.
Ibadah adalah amanah yang Allah ta’ala bebankan kepada kita. Menjalankan amanah berupa ibadah adalah dengan cara menjalankan ibadah ketaatan kepada Allah ta’ala ikhlas hanya kepada-Nya serta benar-benar kita mengikuti apa yang Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ajarkan, itulah amanah dalam beribadah. Sudahkah ibadah kita dijalankan sesuai amanah yang telah Allah perintahkan kepada kita? Sudahkah ibadah kita yang selama ini kita kerjakan didasari dengan rasa ikhlas dan sesuai dengan ajaran yang telah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ajarkan?
Kita semua terbebani (diamanahi) untuk menjaga shalat kita. Shalat adalah ibadah yang Allah amanahkan kepada kita untuk kita jaga, untuk kita tunaikan sesuai dengan tata caranya, untuk kita tunaikan sesuai dengan waktunya.
Harta adalah amanah yang Allah amanahkan kepada kita, maka tunaikanlah amanah harta dengan cara membayar zakat. Mana kala harta telah mencapai nishab dan telah dimiliki selama setahun, maka amanah kita adalah menunaikan zakat tersebut, kita berikan kepada orang-orang yang berhak mendapatkan zakat mall.
Begitu juga amanah dalam bermuamalah adalah dengan cara kita memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan dengan baik itulah amanah dalam bermuamalah.
Amanah dalam bersosial salah satunya adalah amanah dalam berkhidmah kepada orang tua kita. Allah ta’ala mengamanahkan kepada kita supaya kita benar-benar beruamalah (berbakti) kepada orangtua kita, ini adalah amanah dari Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman:
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُوا إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orangtuamu.” (QS. Al-Isra’: 23)
Ini adalah amanah sosial yang Allah ta’ala perintahkan kepada kita, terlebih lagi saat kondisi kedua orangtua kita dalam kondisi mulai menua, mulai melemah, maka hendaknya kita harus lebih bisa berbakti pada kedua orangtua kita.
Anak-anak kita adalah amanah juga bagi kita semua. Kita diamanahkan untuk mentarbiyah/mendidik mereka. Kita diamanahkan untuk mendidik mereka dengan pendidikan yang sebaik-baiknya. Kita diamanahkan untuk menjaga agar tetap dalam fitrah yang lurus, agar tetap dalam perangai yang baik. Allah ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari panasnya api neraka.” (QS. At-Tahrim: 6)
فمَنْ أهملَ الأولادَ وضيَّعهم فقد خان الأمانة
Maka barangsiapa yang menyia-nyiakan anak-anaknya sungguh Ia telah berkhianat terhadap amanahnya
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga bersabda:
مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللَّهُ رَعِيَّةً، يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ؛ إِلاَّ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ
Tiada seorang hamba yang Allah beri kepemimpinan kemudian Ia meninggal dalam kondisi mengkhianati kepemimpinannya sungguh Allah mengharamkan atas dirinya surga.” (HR. Muslim)
Kita semua sebagai Ayah adalah pemimpin bagi keluarga kita, maka barangsiapa menyia- nyiakan keluarganya, tidak mengarahkan dalam jalan yang benar, tidak mentarbiyahkannya sesuai dengan tarbiyah islamiyah, sungguh dia tergolong orang-orang yang menyia-nyiakan amanah.
Diri kita, jiwa kita adalah amanah bagi kita amanah untuk kita menjaganya amanah untuk kita tidak mempergunakannya dalam perkara-perkara kemaksiatan maka jangan sampai kita menjebloskan (menjerumuskan) diri kita kepada hal-hal yang bisa merusak jiwa kita.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِشَيْءٍ عُذِّبَ بِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ
Barangsiapa yang membunuh dirinya dengan sesuatu, maka kelak ia akan di adzab dengan sesuatu tersebut di hari kiamat.” (HR. Bukhari & Muslim)
Marilah kita introspeksi diri kita, sudahkah kita menjalankan segala amanah yang dibebankan kepada diri kita, baik amanah dari Allah ta’ala maupun amanah pekerjaan yang dibebankan bagi kita. Maka hendaklah kita menjaganya dengan sebenar-benarnya, kita menunaikannya dengan sebenar-benarnya. Semoga kita semua dibimbing oleh Allah ta’ala menjadi hamba-Nya yang memiliki sifat amanah. Aamiin Yaa Rabb
Demikian ringkasan khutbah ini kami sampaikan, semoga dapat memberikan manfaat dan barakah bagi yang membacanya.