Sekjen PMPI : Meneropong Indonesia Emas 2045

Indonesia, dengan kekayaan alamnya yang melimpah, memiliki potensi besar untuk menjadi negara maju. Namun, potensi ini tidak akan tercapai tanpa adanya upaya serius untuk berdamai dengan alam dan lingkungan. Ahmad Wahib Maulana yang merupakan sekretaris Jenderal Persatuan Mahasiswa Pencinta Tanah Air Indinonesia (PMPI) menekankan pentingnya prinsip kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah untuk menjaga kelestarian lingkungan. Hal ini mencakup pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, serta upaya konservasi yang lebih intensif. Dengan memprioritaskan keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian lingkungan, kita dapat mencapai kestabilan yang diperlukan untuk memajukan bangsa.

Kolaborasi adalah kunci untuk mencapai kemajuan. Wahib menggarisbawahi bahwa kolaborasi antara berbagai pihak—termasuk pemerintah, swasta, dan masyarakat—dapat menciptakan sinergi positif yang mempercepat pembangunan. Dengan bekerja bersama, kita dapat mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi bangsa ini, seperti kesenjangan sosial, masalah infrastruktur, dan pengangguran. Kolaborasi juga dapat membantu menciptakan inovasi yang dibutuhkan untuk bersaing di kancah global.

Pemuda adalah tulang punggung bangsa. Wahib percaya bahwa kolaborasi di antara pemuda sangat penting untuk mencapai Indonesia Emas. Pemuda harus aktif terlibat dalam berbagai bidang, mulai dari ekonomi, politik, hingga sosial. Mahasiswa, dengan semangat kritis dan idealisme mereka, memiliki peran penting dalam mengawasi dan memberikan masukan terhadap kebijakan pemerintah. Kritikan yang konstruktif dari mahasiswa dapat menjadi pendorong bagi perubahan yang lebih baik.

Pemuda memiliki energi dan semangat yang harus diarahkan pada kegiatan yang produktif. Ahmad Wahib Maulana menekankan bahwa kolaborasi antar pemuda, baik melalui organisasi kepemudaan, komunitas kreatif, maupun start-up, dapat mendorong inovasi dan perubahan positif. Mahasiswa, dengan kritikan dan idealisme mereka, dapat berperan sebagai pengawas jalannya pemerintahan dan kebijakan publik. Kritikan yang membangun dari mahasiswa tidak hanya menjadi alat kontrol sosial, tetapi juga menjadi pendorong bagi transparansi dan akuntabilitas.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Indonesia saat ini adalah tingginya angka pengangguran. Maulana mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama mencari solusi atas masalah ini. Pendidikan dan pelatihan vokasi yang relevan dengan kebutuhan industri harus ditingkatkan. Selain itu, pemerintah perlu mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi perkembangan UMKM, sehingga dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja.

Tingginya angka pengangguran merupakan tantangan besar yang harus segera diatasi. Wahib menyarankan beberapa strategi untuk mengurangi pengangguran, di antaranya adalah meningkatkan akses terhadap pendidikan vokasi dan pelatihan kerja yang relevan dengan kebutuhan industri. Selain itu, dukungan terhadap sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) perlu diperkuat karena sektor ini memiliki potensi besar dalam menyerap tenaga kerja. Program-program pemerintah yang mendorong kewirausahaan di kalangan pemuda juga perlu ditingkatkan untuk menciptakan lebih banyak peluang kerja.

Pemuda Indonesia memiliki PR besar dalam mencapai Indonesia Emas. Mereka harus mampu berpikir kritis, kreatif, dan inovatif. Selain itu, pemuda harus memiliki mental yang tangguh untuk menghadapi berbagai tantangan, termasuk mental FOMO (Fear of Missing Out) yang sering kali membuat mereka kurang fokus pada tujuan jangka panjang. Sentuhan spiritual juga penting untuk membangun karakter yang berintegritas dan memiliki nilai-nilai luhur.

Pemuda Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan yang menuntut mereka untuk memiliki mental yang kuat dan karakter yang tangguh. Wahib menekankan bahwa pemuda harus mampu mengatasi mental FOMO yang sering kali membuat mereka kurang fokus dan mudah terpengaruh oleh tren yang tidak produktif. Pemuda harus belajar untuk menetapkan prioritas dan berkomitmen pada tujuan jangka panjang.

Mental FOMO sering kali menjadi penghambat bagi pemuda dalam mencapai potensinya. Maulana menekankan bahwa pemuda harus belajar untuk fokus pada tujuan mereka dan tidak terganggu oleh hal-hal yang tidak penting. Selain itu, sentuhan spiritual dapat membantu pemuda menemukan makna hidup yang lebih dalam dan memberikan mereka kekuatan untuk terus berjuang dalam meraih cita-cita.

Mental FOMO dapat menghambat potensi pemuda jika tidak dikelola dengan baik. Ahmad Wahib Maulana menyarankan bahwa pemuda perlu mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis dan membuat keputusan yang tepat. Selain itu, sentuhan spiritual dapat menjadi landasan moral dan etika bagi pemuda. Nilai-nilai spiritual dapat memberikan ketenangan batin, mengarahkan pemuda pada tujuan hidup yang lebih bermakna, dan membangun karakter yang berintegritas.

Ahmad Wahib Maulana menawarkan visi optimis tentang masa depan Indonesia yang berlandaskan pada prinsip kolaborasi, stabilitas ekonomi, dan peran aktif pemuda. Dengan berdamai dengan alam, menerapkan kebijakan yang mendukung pembangunan berkelanjutan, dan memanfaatkan potensi pemuda, Indonesia dapat mencapai status sebagai negara maju. Pemuda, dengan semangat kritis dan inovatif, serta dukungan spiritual yang kuat, memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan visi Indonesia Emas. Dengan bekerja sama, kita semua dapat membawa Indonesia menuju era keemasan yang diimpikan.