SURABAYA | Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya semakin gencar mengembangkan program Kampung Madani, sebuah inisiatif yang mengedepankan nilai-nilai peradaban dan adab sosial. Program ini juga merupakan bagian dari implementasi Sustainable Development Goals (SDGs), yang berfokus pada empat pilar utama: sosial, ekonomi, lingkungan, serta tata kelola dan hukum.
Kampung Madani bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari kemiskinan, di mana warga saling tolong-menolong, dan memastikan kasus stunting dapat diatasi melalui bantuan yang tepat sasaran.
Salah satu kampung yang telah menunjukkan progres signifikan menuju status Kampung Madani adalah RW 10 Ngagel Dadi, Kecamatan Wonokromo, Surabaya.
Peluncuran Kampung Madani di RW 10 Ngagel Dadi ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kota Surabaya, Cak Ikhsan, yang mewakili Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi. Dalam sambutannya, Cak Ikhsan menjelaskan bahwa program ini memiliki empat tingkatan yang harus dicapai secara bertahap.
“Tahap pertama adalah identifikasi masalah di tingkat RW, yang telah dilakukan dengan sangat baik oleh RW 10 Ngagel Dadi. Tahap kedua melibatkan intervensi sosial bagi anak yatim, lansia yang hidup sendiri, dan keluarga miskin. Selanjutnya, tahap ketiga mencakup gotong royong dalam menyelesaikan masalah bersama,” jelas Cak Ikhsan di sela-sela acara, Sabtu sore (31/08/34).
Cak Ikhsan menyebutkan bahwa RW 10 Ngagel Dadi saat ini berada di antara level 2 dan 3, dengan banyak permasalahan sosial yang telah berhasil ditangani. Ia juga menargetkan agar RW 10 dapat segera mencapai level 4, di mana mereka bisa membantu RW lain di Kelurahan Ngagel Rejo untuk bersama-sama membangun Kampung Madani.
Sementara itu, Agnes Warsiati selaku Ketua RW 10 Ngagel Dadi sekaligus Ketua PGRI Surabaya , mengungkapkan bahwa kegiatan ini juga menjadi bagian dari tradisi tahunan yang bertepatan dengan perayaan Hari Kemerdekaan RI. Namun, tahun ini RW 10 Ngagel Dadi dipilih sebagai Kampung Madani. Dalam tiga bulan terakhir, kampung ini telah berhasil memberdayakan warganya, termasuk membantu 86 warga pra-sejahtera.
“Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada seluruh warga yang telah berpartisipasi. Setiap bulan, warga dengan sukarela menyumbangkan dana mulai dari Rp5.000 hingga Rp100.000 atau lebih. Kepercayaan warga terhadap pengelolaan dana ini sangat tinggi, sehingga kami selalu melaporkan penggunaan dana tersebut secara transparan,” ungkap Agnes.
Acara puncak dari kegiatan ini adalah pagelaran wayang kulit semalam suntuk, yang didukung oleh Universitas Adi Buana UNIPA, reog dari Dinas Pariwisata (Disparta), serta partisipasi aktif warga setempat.
Dirinya berharap RW 10 Ngagel Dadi dapat segera mencapai level 4 dan membantu RW lain di Kelurahan Ngagel Rejo untuk bersama-sama membangun Kota Surabaya dari tingkat RT dan RW.
“Kami percaya, dengan gotong royong dan saling membantu, RW 10 Ngagel Dadi akan menjadi kampung yang tentram, damai, dan selalu guyub rukun,” tutup Agnes.