SURABAYA | PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP), PT Terminal Teluk Lamong (TTL), dan STIAMAK Barunawati terus mendorong program Maritimepreneur untuk memperkuat daya saing serta keberlanjutan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Program ini melibatkan pelatihan dan bantuan peralatan operasional bagi 20 pengolah dan pemasar kerupuk ikan Payus di RW 6 Kelurahan Tambak Sarioso, Surabaya.
Acara dibuka dengan penuh semangat oleh Gugus Wijonarko dari STIAMAK, Widyaswendra Corporate Secretary SPTP, dan Syaiful Anam Corporate Secretary TTL.
“Kolaborasi antara dunia pendidikan, masyarakat, dan perusahaan ini dirancang untuk menjalankan program tanggung jawab sosial perusahaan (TJSL) yang berkesinambungan, dengan fokus utama meningkatkan level UMKM,” ujar Widyaswendra pada Senin (23/9/2024).
Gugus Wijonarko menambahkan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk menyetarakan kualitas produk, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM), dan mendampingi UMKM hingga produk mereka siap untuk diekspor.
“Harapannya, program TJSL ini mampu membawa produk UMKM ke tingkat internasional dan memberi manfaat besar bagi masyarakat,” tegasnya
Data KADIN Indonesia mencatat bahwa UMKM berkontribusi sebesar 99% terhadap total unit usaha di Indonesia, dengan menyerap 117 juta pekerja atau sekitar 97% dari total tenaga kerja. Sektor UMKM juga menyumbang 61% terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Pelatihan dibagi dalam dua sesi yang mencakup materi standar operasional prosedur, pengelolaan mutu, izin edar, packaging, lisensi halal, serta digitalisasi pemasaran.
Narasumber dalam pelatihan ini adalah Mochammad Soleh dari Pusat Halal Unair dan Herry Wismanto, Kepala Bagian Keuangan STIAMAK. Pelatihan dasar keuangan juga diberikan untuk meningkatkan keterampilan manajemen keuangan secara akuntabel dan transparan.
Antusiasme ibu-ibu peserta sangat tinggi sepanjang pelatihan, terutama saat berdiskusi tentang prosedur produksi dan sertifikasi halal. Mochammad Soleh menegaskan bahwa pengurusan izin halal dan izin edar sebenarnya tidak sulit jika dilakukan secara konsisten.
“Dengan konsistensi, pengrajin dapat dengan mudah memperoleh semua sertifikasi yang diperlukan,” katanya.
Herry Wismanto juga menekankan pentingnya pencatatan keuangan yang disiplin bagi UMKM agar bisa berkembang.
“Manajemen keuangan harus dibiasakan. Ibu-ibu juga bisa melibatkan anak-anak mereka untuk membantu menggunakan aplikasi sederhana seperti Excel,” ungkap Herry.
Selain pelatihan, SPTP dan TTL juga memberikan bantuan peralatan produksi secara bertahap kepada peserta. Nurida, koordinator pengelola dan pemasar kerupuk Payus, menyampaikan rasa syukur atas pelatihan yang berlangsung dengan baik.
“Alhamdulillah, dari pagi hingga sore terasa menyenangkan dengan fasilitas yang lengkap,” ujarnya.
Program ini menjadi wujud komitmen SPTP dan TTL dalam memberdayakan masyarakat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia serta memberikan dampak positif yang nyata bagi masyarakat.