SURABAYA – Seiring meningkatnya penggunaan teknologi pengukuran suhu berbasis radiasi inframerah di berbagai bidang seperti industri, kesehatan, hingga militer, kebutuhan akan akurasi alat ukur semakin mendesak.
Menjawab tantangan tersebut, Mohammad Bangkit Ramadhan, mahasiswa Teknik Elektro Universitas Widya Kartika (UWIKA) Surabaya, berhasil menciptakan alat kalibrasi suhu berbasis blackbody calibrator yang efisien, murah, dan mudah dibawa.
Blackbody calibrator sendiri merupakan perangkat yang mensimulasikan karakteristik radiasi dari objek blackbody ideal, yakni objek yang secara sempurna menyerap dan memancarkan radiasi berdasarkan suhunya.
Alat ini berfungsi sebagai standar referensi untuk mengkalibrasi instrumen pengukur suhu inframerah seperti kamera termal dan pirometer, sehingga dapat menghasilkan data yang akurat tanpa kontak langsung.
Inovasi Bangkit hadir sebagai solusi praktis di tengah permasalahan interpretasi pengukuran suhu yang kerap meleset. Kesalahan pembacaan sering terjadi akibat kalibrasi sensor yang tidak tepat atau kemampuan sensor yang lemah, yang berisiko menyebabkan kerugian, bahkan salah diagnosis.
Alat ini memiliki bentuk yang ringkas dan bobot ringan, dirancang agar mudah dibawa dan dioperasikan tanpa perlakuan khusus. Keunggulan tersebut menjadikannya cocok digunakan oleh individu, institusi kesehatan, maupun perusahaan yang membutuhkan alat kalibrasi inframerah andal namun terjangkau.

“Banyak alat ukur suhu inframerah yang digunakan tanpa pengecekan akurasi secara berkala. Melalui alat ini, saya ingin membantu masyarakat dan industri agar dapat melakukan kalibrasi secara mandiri tanpa biaya besar,” ujarnya, (28/07/25) Senin.
Bangkit berharap inovasinya bisa mendorong penggunaan alat ukur yang lebih akurat demi hasil diagnosis atau pengambilan keputusan yang tepat.
Dosen pembimbing, Dr. Ir. Tamaji, MT., juga mengapresiasi karya tersebut. “Rancang bangun alat kalibrasi ini sangat bermanfaat untuk membantu memastikan akurasi pembacaan suhu, baik oleh individu maupun perusahaan, karena alat ini ringkas dan murah sehingga dapat menjangkau masyarakat luas,” ungkapnya.
Senada, Ketua Program Studi Teknik Elektro UWIKA yang juga turut membimbing Bangkit menyampaikan harapannya agar karya ini meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengukuran suhu yang akurat.
“Inovasi ini diharapkan tidak hanya berdampak teknis, tetapi juga mendorong masyarakat dan pelaku industri agar lebih taat terhadap standar dan regulasi kalibrasi suhu yang berlaku,” katanya.
Dengan alat ini, Bangkit membuktikan bahwa teknologi berkualitas tidak harus mahal, dan dapat diakses oleh berbagai kalangan untuk menjamin keakuratan dan keamanan dalam berbagai aplikasi pengukuran suhu.






