SURABAYA – Tuntas sudah perhelatan kompetisi basket pelajar terbesar di Indonesia, Honda DBL with Kopi Good Day 2025 East Java Championship. Partai puncak yang digelar di DBL Arena Surabaya pada Minggu (2/11/2025) menjadi saksi kembalinya dominasi SMA St. Louis 1 Surabaya (Sinlui) yang sukses menyapu bersih dua gelar juara sekaligus kategori putra dan putri. Prestasi ini mengulang kejayaan mereka sepuluh tahun lalu di musim 2015.
Lebih dari 60.000 penonton, baik di DBL Arena maupun melalui siaran langsung di YouTube, menyaksikan laga pamungkas yang menutup rangkaian panjang kompetisi sejak 28 Agustus 2025. Selama lebih dari dua bulan, DBL East Java menjadi ajang unjuk kemampuan bagi para pelajar Jawa Timur dalam olahraga basket, dance competition, hingga supporter competition.
Pertemuan empat tim finalis kali ini penuh tensi dan semangat revans. Baik Sinlui, SMA Gloria 1 Surabaya, maupun SMA Surabaya Cambridge School (SCS) sebelumnya telah saling berhadapan di final DBL Surabaya (East Java–North Series).
Di final kategori putri, SMA St. Louis 1 Surabaya tampil trengginas dan berhasil menaklukkan SMA Gloria 1 Surabaya dengan skor 49–42. Kemenangan ini terasa istimewa karena menjadi gelar ke-6 bagi tim putri Sinlui dan menjadikan mereka sekolah dengan koleksi trofi terbanyak di DBL East Java.
Sementara di sektor putra, Sinlui juga tampil dominan atas SMA SCS. Sejak kuarter pertama, tim asuhan sekolah Katolik ternama di Surabaya ini langsung memimpin dan menjaga keunggulan hingga akhir pertandingan dengan skor telak 61–34. Sinlui pun resmi “kawin gelar” meraih juara di dua kategori sekaligus.

Tak berhenti di situ, Sinlui juga menyapu penghargaan Honda Most Valuable Player (MVP) untuk putra dan putri. Nicholas Kenzo Wiyanto meraih MVP putra, sedangkan Joanne Giovanni dinobatkan sebagai MVP putri.
Apresiasi juga mengalir dari para orang tua pemain yang turut diundang secara khusus mendampingi anak mereka dalam momen istimewa ini. Salah satunya Jeanny Tanoto, ibu dari Bentley Leopold Halim (SMA St. Louis 1 Surabaya), yang mengungkapkan rasa syukurnya.
“Bisa melihat anak saya main di DBL adalah kebanggaan tersendiri. Ini mimpi anak muda di Indonesia. Saya bersyukur diberi kesempatan mengantar langsung anak saya. Semoga suatu hari saya juga bisa melihat cucu saya main di DBL,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Yudhi Sasongko, ayah dari Justin Cleine Sasongko (SMA Surabaya Cambridge School). Menurutnya, DBL bukan hanya kompetisi olahraga, tapi juga sarana pembelajaran karakter.
“Saya salut pada DBL yang mengapresiasi peran orang tua. Di sini anak-anak belajar tanggung jawab dan loyalitas pada timnya. Nilai-nilai itu pasti berguna untuk masa depan mereka,” tuturnya.
Selain pertandingan, panitia juga mengumumkan sejumlah penghargaan seperti Best Dance, Best Supporter, Best Mascot, hingga First Team dan Second Team. Para pemain terpilih nantinya akan mengikuti DBL Camp pusat pelatihan basket pelajar terbesar di Indonesia.
Di sana mereka akan dibimbing oleh pelatih dari World Basketball Academy (WBA) Australia dan berkesempatan menembus skuad DBL Indonesia All-Star, yang rutin mengikuti pelatihan dan kompetisi di Amerika Serikat.
Dengan semangat sportivitas dan kolaborasi, DBL East Java 2025 kembali membuktikan bahwa kompetisi ini bukan sekadar ajang olahraga, tetapi juga ruang tumbuh bagi generasi muda berprestasi.






