JAKARTA – PT Pegadaian dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggaraan Bullion Connect 2025 bertajuk Linking Mines to Markets, sebuah forum yang mempertemukan pemangku kepentingan industri emas dari hulu hingga hilir. Ajang ini bertujuan memperkuat sinergi dan membangun ekosistem bullion Indonesia yang inklusif, transparan, serta berdaya saing global.
Bagi Pegadaian, kepercayaan ini menjadi penguat komitmen perusahaan dalam mengembangkan ekosistem emas nasional melalui sinergi dan integrasi layanan keuangan berbasis emas. Hingga Oktober 2025, total kelolaan emas Pegadaian mencapai 129 ton.
Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan, menjelaskan bahwa perusahaan telah menyiapkan strategi komprehensif untuk mengintegrasikan seluruh layanan, baik transaksi tradisional di outlet maupun kanal digital, guna mempermudah masyarakat mengakses produk emas. Strategi tersebut diwujudkan melalui aplikasi Tring!.
Dengan menghubungkan layanan gadai tradisional hingga perdagangan emas digital, Pegadaian ingin memastikan aset emas masyarakat dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembiayaan produktif sekaligus mendorong partisipasi publik dalam ekosistem bullion formal yang terpercaya.
“Langkah ini kami ambil untuk memastikan bahwa emas yang tersimpan di masyarakat dapat lebih optimal, tidak hanya sebagai investasi tetapi juga sebagai sumber pembiayaan yang produktif,” ujar Damar dalam siaran pers PT Pegadaian, Jum’at (14/11).
Pegadaian juga memastikan keamanan dan transparansi transaksi melalui penerapan sistem 1:1, di mana setiap permintaan transaksi Tabungan Emas maupun Cicil Emas didukung dengan persediaan emas fisik yang tersimpan aman di vault berstandar internasional.
Forum Bullion Connect 2025: Linking Mines to Markets diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bersama OJK, bekerja sama dengan World Gold Council (WGC), serta melibatkan Kementerian Keuangan, BUMN, dan pelaku industri emas.
Kegiatan ini juga menandai peluncuran WGC Indonesian Gold Consumer Insights Report, laporan yang menyoroti perilaku konsumen emas Indonesia dan besarnya potensi pasar domestik. Indonesia bahkan disebut sebagai salah satu pasar emas paling prospektif di dunia.
Inisiatif ini sejalan dengan implementasi UU No. 4 Tahun 2023 tentang P2SK serta POJK No. 17 Tahun 2024, yang memberikan dasar hukum bagi pengembangan bisnis bullion, termasuk simpanan, pembiayaan, perdagangan, dan penitipan emas.
Selain Pegadaian, Bank Syariah Indonesia (BSI) juga memperluas akses investasi emas masyarakat. Hingga Oktober 2025, kelolaan emas BSI tercatat 19,77 ton, didukung layanan digital, pencetakan emas fisik mulai dua gram, serta penyimpanan aman di smart vault.
Sementara itu, PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) sebagai bagian dari MIND ID, berperan menjaga pasokan bahan baku emas nasional dan memperkuat hilirisasi industri melalui peningkatan nilai tambah di dalam negeri.
Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha BUMN Kemenko Perekonomian, Ferry Irawan, menegaskan pentingnya penguatan sinergi lintas lembaga dalam membangun ekosistem bullion yang tangguh.
“Sinergi badan usaha, pengembangan produk sesuai amanat UU P2SK, perluasan pasar, dan peningkatan literasi masyarakat menjadi pilar penting dalam membangun ekosistem bullion nasional,” tegas Ferry.






