Politik ‘Santuy’ ala Kaesang: INI Kata Melenial PSI Fauziah

Politik 'Santuy' ala Kaesang: INI Kata Partisipan PSI Fauziah

Malang, ( INDONESIAKINI. Id) Pemilihan Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia alias PSI mengundang perhatian publik yang luas.

Banyak publik bertanya, menurut Fauziah mengapa putera kedua Presiden Jokowi itu dipilih, padahal usianya masih terbilang muda untuk menjabat seorang ketua umum.

Di satu sisi, lanjut dia dipilihnya Kaesang disinyalir untuk mendukung para perpoliti meleniak di Indonesia. Di sisi lain, sosok Kaesang bisa membawa perubahan gaya perpolitikan terutama bagi kaum Gen-Z dan Milenial,”jelasnya

Gadis kelahiran Bantur 2002 silam itu juga berpendapat, Kaesang sendiri dikenal sebagai sosok lurus dan sering ceplas-ceplos. Bahkan, dengan gaya santuy dia seolah tidak banyak beban pikiran.

Di Bali misalnya, pada Sabtu 30 September 2023, saat kopi darat (kopdar) bersama kader PSI, Kaesang tampil santai menggunakan kaus hitam dan topi bucket.

Konyolnya lagi, dia membawa boneka teddy bear warna cokelat yang selalu setia menemani Kaesang.

Bahkan Sang Putra Presiden sekaligus Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia PSI ini, meminta kader partai untuk turun ke masyarakat mengenalkan diri dan berpolitik dengan gembira.

“Kita harus terjun langsung ke masyarakat. Terjun langsung untuk memperkenalkan diri dan alhamdulillah sekarang banyak yang menerima teman-teman PSI ketika bersosialisasi di masyarakat. Saya rasa harus dilanjutkan terus dan pasti saya ingatkan politik dengan bergembira,” katanya menirukan sang Katum tersebut.

Lanjut Fauziah, Sensus 2020 mencatat jumlah Gen-Z di Indonesia atau penduduk yang lahir kurun 1997-2912 mencapai 75,49 juta jiwa atau 27,49 persen dari 270,2 juta jiwa total penduduk. Adapun, generasi Milenial yang lahir tahun 1981-1996 jumlahnya mencapai 69,90 juta jiwa atau 25,87 persen total penduduk.

Pada konteks pemilihan umum, Gen-Z dan Milenial terbukti menjadi kelompok demografi yang sangat penting. Namun, mereka memiliki pandangan politik berbeda dengan generasi tua, “Cetusnya.

Pandangan Gen-Z dan Milenial dalam menurut Peserta Audisi Pemilihan Putrik Batik Garudeya di Kabupaten Malang ini sangat mempengaruhi publik secara umum bisa mempengaruhi kebijakan pemerintah. Misalnya, mereka selalu aktif di berbagai platform media sosial.

Salah satu contohnya, seorang Gen-Z yang mengkritik pemerintah Provinsi Lampung soal jalan rusak di media sosial belum lama ini. Dengan menggunakan media sosial TikTok, dia berhasil mempengaruhi kebijakan pemerintah di sana. Bahkan, presiden turun tangan melihat kondisi jalan rusak di Provinsi Lampung, “pungkasnya. (pyt/hum/sa2j)