1. Pencipta Lagu Kebangsaan:
Wage Rudolf Soepratman adalah komponis di balik lagu kebangsaan Indonesia, “Indonesia Raya.” Lagu ini pertama kali diperdengarkan pada Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928, yang kemudian dikenal sebagai Sumpah Pemuda.
2. Tanggal Lahir dan Hari Musik Nasional:
Lahir di Purworejo, Tanggal lahir Wage Rudolf Soepratman ada dua versi: 9 Maret dan 19 Maret 1903. Versi pertama, 9 Maret, diperingati sebagai Hari Musik Nasional untuk menghormati kontribusinya dalam dunia musik Indonesia.
3. Keahlian dan Profesi:
Selain sebagai komponis, Wage Rudolf Soepratman juga merupakan seorang guru, wartawan, dan Pemain Violin.
4. Pahlawan Nasional:
Atas jasanya menciptakan lagu kebangsaan dan kontribusinya dalam dunia musik dan perjuangan Indonesia, Wage Rudolf Soepratman dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia.
5. Anak Ketujuh dari Sembilan Bersaudara:
Wage Rudolf Soepratman lahir sebagai anak ketujuh dari sembilan bersaudara. Ayahnya, Djoemeno Senen Sastrosoehardjo, adalah seorang tentara KNIL Belanda, dan ibunya bernama Siti Senen.
6. Pengalaman Pendidikan Awal:
Soepratman pertama kali bersekolah di Boedi Oetomo,.
7. Menggunakan Nama Belanda:
Pada tahun 1914, Soepratman pindah ke Makassar bersama kakaknya dan menambahkan nama Rudolf untuk diterima di sekolah Belanda (Europese Lagere School), meskipun akhirnya dikeluarkan karena diketahui bukan anak kandung Willem van Eldik.
8. Belajar Musik Sejak Dini:
Soepratman belajar bermain gitar dan biola sejak usia muda. Kakak iparnya, Willem van Eldik, mengajarkannya bermain biola dan kemudian memberikan biolanya kepada Soepratman sebagai kenang-kenangan.
9. Pendidikan dan Karier Awal:
Setelah menyelesaikan sekolah Melayu, Soepratman melanjutkan pendidikan di sekolah malam untuk belajar bahasa Belanda dan lulus ujian Klein Ambtenaar Examen pada tahun 1919. Ia kemudian melanjutkan ke Normaalschool dan menjadi guru di Sekolah Angka 2 pada usia 20 tahun.
10. Karier Jurnalis dan Aktivis:
Soepratman bekerja sebagai wartawan di harian Kaoem Moeda dan Kaoem Kita di Bandung, dan kemudian di Jakarta. Selama periode ini, ia terlibat dalam pergerakan nasional dan menulis buku Perawan Desa yang kemudian disita oleh pemerintah Belanda.
11. Sakit Urat Saraf dan Karya Terakhir:
Pada tahun 1932, Soepratman menderita sakit urat saraf akibat kelelahan bekerja keras. Ia sempat beristirahat di Cimahi sebelum kembali ke Jakarta dan kemudian pindah ke Surabaya. Dalam kondisi sakit, ia masih menciptakan lagu Surya Wirawan dan Mars Parindra.
12. Pesan Terakhir dan Wafat:
Sehari sebelum wafat pada tanggal 17 Agustus 1938, Soepratman berpesan kepada kakaknya, Roekijem, untuk menyerahkan lagu “Indonesia Raya” kepada Badan Kebangsaan. Ia dimakamkan di Surabaya setelah wafat akibat penyakit dan keletihan batin.
13. Karya dalam lagu:
– Indonesia Raya
– Bendera Kita
– Indonesia Ibuku
– Ibu Kita Kartini
– Mars K.B.I, Mars Surya Wirawan, Mars Parindra
– Di Timur Matahari
– Bangunkah Hai Kawan, Matahari Terbit
– Surya Wirawan
– Mars Parindra
Karya dalam seni sastra:
– Perawan Desa
– Darah Muda
– Kaum Panatik