Daerah  

Tradisi Pegang Dada Setelah Salaman di Jawa

SURABAYA | Dalam budaya Jawa, terdapat tradisi unik yang sering terlihat saat orang saling menyapa dengan bersalaman. Setelah menyentuh tangan satu sama lain, banyak orang Jawa kemudian meletakkan tangan mereka di dada. Apa makna dari tindakan ini?

Tradisi ini memiliki akar dalam kepercayaan dan budaya masyarakat Jawa. Memegang dada setelah salaman dianggap sebagai tindakan penghormatan dan pengakuan atas keberadaan roh atau jiwa dalam diri setiap individu. Dalam kepercayaan Jawa, jiwa dianggap sakral dan merupakan inti kehidupan manusia.

Saat seseorang menyapa dengan salaman, mereka dianggap bertemu bukan hanya secara fisik, tetapi juga spiritual. Meletakkan tangan di dada adalah cara mengakui keberadaan jiwa dan menghormati kehadiran yang lebih dalam daripada sekadar pertemuan fisik. Ini juga diartikan sebagai bentuk kesopanan dan sikap merendah diri.

Secara historis, tradisi ini terkait dengan nilai-nilai kebijaksanaan dalam filosofi Jawa. Mengutamakan keharmonisan antara roh dan fisik serta menghormati peran spiritual dalam kehidupan sehari-hari menjadi landasan dari tindakan ini.

Meski zaman terus berkembang, tradisi ini tetap dijaga oleh masyarakat Jawa sebagai bagian dari identitas budaya mereka. Dalam beberapa situasi, tindakan ini dapat mengekspresikan rasa syukur atau rasa hormat yang mendalam terhadap pertemuan yang dianggap penting.

Meletakkan tangan di dada setelah salaman bukan sekadar gestur, melainkan simbol dari kedalaman nilai-nilai spiritual dan budaya Jawa. Ini adalah tindakan sederhana yang mencerminkan rasa hormat, pengakuan, dan keterhubungan dalam dimensi yang lebih luas.

 

(nugi)