BFF 2024: Perpaduan Budaya dan Mode Modern, Bangkitkan Potensi Pasar Batik

SURABAYA | Memasuki tahun kedelapan penyelenggaraannya, Batik Fashion Fair (BFF) 2024 hadir dengan tema “Multicultural Fashion,” membawa semangat baru dan inovasi terkini untuk menyongsong tren fashion di tahun 2025.

Pameran ini dibuka secara resmi pada 13 November 2024 di Exhibition Hall, Grand City Surabaya, dan akan berlangsung hingga 17 November 2024. Dengan dukungan penuh dari berbagai asosiasi dan komunitas fashion, sekitar 102 peserta menempati 120 booth untuk memamerkan karya-karya unggulan mereka.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, BFF kali ini lebih menekankan pada koleksi pakaian siap pakai atau apparel, termasuk kebaya dan busana jadi lainnya, yang mengikuti tren terbaru. Tidak hanya menampilkan kreasi batik dan bordir, pameran ini juga menyuguhkan inovasi dalam desain serta penggunaan bahan yang modern dan sesuai dengan gaya hidup masyarakat masa kini.

“Melalui tema ‘Multicultural Fashion,’ kami ingin mengedepankan karya para pengrajin yang mencerminkan tren terkini dalam pakaian siap pakai. Selain itu, ini merupakan kesempatan besar bagi mereka untuk mempromosikan produknya ke pasar yang lebih luas,” kata Dadang M. Kushendarman, Direktur Utama PT Debindo Mitra Tama, yang menjadi penyelenggara acara ini.

Ia menambahkan bahwa Batik Fashion Fair 2024 juga menjadi wujud komitmen Debindo Mitra Tama dalam mendorong industri kreatif lokal serta memperkuat posisi batik dan fashion Indonesia di kancah nasional dan internasional.

Selama lima hari penyelenggaraannya, acara ini diperkirakan akan menarik sekitar 25.000 pengunjung. Selain pameran produk, pengunjung juga dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan publik yang diadakan bersamaan.

“Acara ini tidak hanya menjadi tempat bagi pengunjung untuk membeli produk-produk lokal, tetapi juga menyediakan kesempatan untuk berdialog langsung dengan para pengrajin dan desainer, mendapatkan inspirasi, dan memahami proses kreatif di balik produk yang ditampilkan.” tambahnya.

Dari sisi ekonomi, pameran ini diproyeksikan memberikan kontribusi besar bagi perkembangan industri fashion lokal. Meskipun penjualan langsung selama pameran mungkin terbatas, panitia memperkirakan bahwa dalam tiga bulan ke depan transaksi dapat mencapai 4-5 miliar rupiah.

“Target ini mencerminkan peran penting BFF sebagai ajang yang mempertemukan pengrajin, desainer, dan konsumen, sekaligus memperkuat jaringan antara mereka untuk membangun potensi pasar yang lebih luas.” cetusnya saat diwawancarai awak media disela-sela opening BFF 2024.

Setelah sempat vakum dua kali akibat pandemi COVID-19, Batik Fashion Fair kembali dengan konsep yang segar dan energi yang baru. Ajang ini diharapkan menjadi platform bagi para pencinta fashion untuk menemukan tren terbaru, sekaligus bentuk dukungan bagi pengrajin dan desainer lokal agar tetap bertahan dan berkembang di tengah persaingan yang semakin ketat dalam industri fashion.

Sebagai penutup, Batik Fashion Fair 2024 diharapkan mampu memberikan pengalaman berkesan bagi pengunjung serta menginspirasi kebanggaan akan produk-produk lokal, khususnya batik dan kain tradisional.