EJAVEC 2025: BI Jatim Rumuskan Langkah Strategis Percepat Pertumbuhan Ekonomi

SURABAYA – Perekonomian Jawa Timur tetap stabil di tengah ketidakpastian global, mencatat pertumbuhan sebesar 4,93% (yoy) pada 2024. Keberlanjutan ini didorong oleh peningkatan konsumsi swasta dan investasi, yang menjadi modal penting bagi Jatim dalam menyongsong visi Indonesia Emas 2045.

“Solidnya perekonomian Jatim adalah bekal berharga dalam menghadapi tantangan ekonomi global yang semakin kompleks,” ujar Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak dalam EJAVEC Forum 2025 di Kantor Bank Indonesia (BI) Jatim, baru-baru ini.

Sebagai bagian dari upaya memperkuat daya saing ekonomi daerah, BI Jatim bersama Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Surabaya Koordinator Jatim menggelar seminar ekonomi bertajuk Jatim Talk. Forum ini dirancang sebagai wadah sinergi dalam merumuskan strategi penguatan ekonomi Jatim dengan tema “Meningkatkan Produktivitas serta Inovasi untuk Mengakselerasi Perekonomian Jatim yang Unggul, Inklusif, dan Berkelanjutan.”

Acara ini juga menjadi bagian dari Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Jatim 2024 serta rangkaian kompetisi karya ilmiah tingkat nasional, East Java Economic Forum (EJAVEC) 2025, yang dijadwalkan berlangsung Agustus mendatang.

Deputi Kepala BI Jatim, M. Noor Nugroho, menegaskan pentingnya meningkatkan pemahaman dan kesadaran para pemangku kepentingan terkait produktivitas dan inovasi di sektor unggulan. Forum ini juga menjadi ajang diskusi untuk merumuskan rekomendasi strategis guna memperkuat ketahanan ekonomi Jatim.

“Kita perlu merancang strategi yang tepat agar sektor unggulan Jatim mampu berkontribusi optimal bagi pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Kepala BI Jatim, Erwin Gunawan Hutapea.

Sejumlah pakar hadir sebagai narasumber, termasuk Prof. Ari Kuncoro (Guru Besar FEB UI), Andhika P. Herlambang (Sekretaris Bappeda Jatim), Fajar Hadi Pratama (Perencana Ahli Kementerian PPN/Bappenas), serta Deputi Kepala BI Jatim M. Noor Nugroho. Diskusi dipandu oleh Deputi Direktur BI Jatim, M. Barik Bathaluddin.

Selain itu, acara ini dihadiri perwakilan diplomatik negara sahabat, instansi vertikal, perwakilan OPD, perbankan, akademisi, asosiasi, pelaku usaha, serta jurnalis.

Dalam pemaparannya, Fajar Hadi Pratama menyoroti eskalasi ketegangan geopolitik global yang menuntut langkah transformatif untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

“Investasi swasta menjadi kunci utama percepatan pertumbuhan ekonomi, terutama melalui penguatan iklim bisnis dan pemberian insentif bagi sektor unggulan daerah,” jelasnya.

Sementara itu, Prof. Ari Kuncoro menekankan pentingnya diversifikasi ekonomi melalui strategi transformasi yang telah dirancang Jatim.

“Nawa Bhakti Satya menjadi kerangka utama untuk menjawab tantangan dan peluang, yang mencakup berbagai program strategis seperti Jatim Sejahtera, Jatim Kerja, Jatim Agro, hingga Jatim Lestari,” ungkap Andhika P. Herlambang.

Menutup sesi diskusi, M. Noor Nugroho menyampaikan optimisme bahwa perekonomian Jatim akan terus membaik pada 2025, didorong oleh permintaan domestik dan eksternal yang kuat serta inflasi yang terkendali dalam target nasional.

Untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan, Kantor BI Jatim merekomendasikan sejumlah strategi utama, antara lain:

Penguatan dan industrialisasi sektor unggulan eksisting.

– Pengembangan sumber pertumbuhan baru, khususnya hilirisasi produk kimia, migas, tembaga, dan industri pariwisata.

– Peningkatan integrasi antar moda transportasi.

– Pembangunan berbasis kawasan untuk mempercepat pemerataan ekonomi.

Dalam kesempatan itu, Prof. Soni Harsono turut mendorong peran akademisi dalam menciptakan solusi konkret bagi tantangan ekonomi Jatim. Ia mengajak generasi muda untuk menyalurkan gagasan melalui kompetisi karya tulis EJAVEC 2025.

Sementara itu, Emil Dardak menutup arahannya dengan menegaskan pentingnya perencanaan kawasan sejak dini untuk mencegah potensi permasalahan di masa mendatang.

Dengan sinergi antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat, Jatim optimistis dapat terus mengakselerasi pertumbuhan ekonomi menuju Indonesia Emas 2045.