SURABAYA – Kreativitas siswa kelas 6 SD Al-Falah Surabaya mendapat panggung istimewa dalam gelaran pameran karya bertajuk “Karyaku Awal Perjalananku”. Acara yang digelar di Hall Al-Falah Tower pada Selasa (27/5/2025) ini merupakan puncak dari proyek pembelajaran berbasis kreativitas yang telah dijalankan sejak awal tahun.
Dalam pameran tersebut, puluhan karya ditampilkan mulai dari inovasi teknologi sederhana yang ramah lingkungan, hingga ide-ide bisnis dari wirausaha cilik yang inspiratif. Kegiatan ini sekaligus menjadi bukti nyata bahwa pendidikan dasar dapat menjadi fondasi kuat bagi tumbuhnya jiwa inovator sejak dini.
Kepala SD Al-Falah Surabaya, Ustazah Yuni Wahida, menyampaikan bahwa proyek ini dirancang untuk mengajak siswa melihat persoalan nyata di sekitar mereka, lalu melatih kemampuan berpikir kritis serta menciptakan solusi. “Anak-anak tidak hanya belajar di atas kertas, tapi langsung terjun untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ustazah Ida sapaan akrab beliau menjelaskan bahwa proyek ini mengangkat empat tema utama, yakni budidaya tanaman, teknologi terapan, daur ulang, dan kewirausahaan. Setiap tema dirancang untuk menumbuhkan kesadaran lingkungan dan jiwa mandiri pada anak-anak.
Sejak Januari 2025, siswa telah menjalani proses panjang mulai dari riset kecil, diskusi kelompok, eksperimen, hingga pembuatan prototipe. Mereka kemudian mempresentasikan hasilnya dalam pameran akhir proyek yang terbuka untuk seluruh warga sekolah, termasuk orang tua siswa.

Salah satu karya menarik datang dari kelompok yang mengangkat tema budidaya tanaman. Mereka berhasil mempraktikkan metode hidroponik sederhana menggunakan bahan-bahan daur ulang. Sementara kelompok teknologi terapan menciptakan miniatur rumah tenaga surya, pemanas air sederhana, hingga PLTA angin skala mini.
Tak kalah menarik, di tema daur ulang, siswa berhasil menyulap barang-barang bekas seperti kain perca dan stik es krim menjadi produk kreatif seperti pakaian, lampu hias, hingga aroma terapi. Kreativitas mereka menjadi bukti bahwa barang sisa pun bisa bernilai jika diolah dengan ide cemerlang.
Pada tema kewirausahaan, muncul berbagai ide bisnis unik. Mulai dari parfum berbahan dasar buah-buahan, tempe dari kacang-kacangan non-kedelai, hingga yoghurt sehat dari susu kambing. Produk-produk ini tak hanya inovatif, tapi juga berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut.
Selama proyek berlangsung, para siswa bekerja dalam kelompok beranggotakan tiga orang. Mereka bebas memilih tema sesuai minat, dan mendapat bimbingan intensif dari guru pembimbing dalam setiap tahap – mulai dari perencanaan, pembuatan, hingga presentasi karya.
“Pameran ini menjadi ajang untuk menampilkan hasil kerja keras mereka selama berbulan-bulan. Kami mengundang semua siswa dari kelas 1 sampai 5 serta para orang tua agar mereka ikut menyaksikan dan memberi dukungan,” jelas Ustazah Ida.
Ia berharap proyek semacam ini dapat membentuk karakter siswa menjadi pribadi yang kreatif, peduli lingkungan, serta memiliki semangat berbagi. “Bukan hanya soal menciptakan karya, tapi lebih dari itu – anak-anak diharapkan tumbuh dengan kesadaran bahwa setiap karya dapat membawa manfaat bagi banyak orang,” pungkasnya.







