Unusa Komitmen Cetak Lulusan Kompeten Lewat Program Sertifikasi Nasional

SURABAYA – Lembaga Sertifikasi Profesi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (LSP Unusa) kembali mencatat prestasi dengan meloloskan 85 mahasiswa vokasi sebagai peserta Hibah Program Sertifikasi Kompetensi dan Profesi Mahasiswa Vokasi Tahun 2025.

Ini merupakan kali kedua LSP Unusa dipercaya menerima hibah dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek).

Program ini menjadi bagian dari komitmen Unusa dalam mendukung agenda Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDGs 4 tentang pendidikan berkualitas (Quality Education) dan SDGs 3 tentang kesehatan yang baik dan kesejahteraan (Good Health and Well-being).

Mahasiswa vokasi yang terlibat berasal dari bidang kesehatan seperti keperawatan, kebidanan, keselamatan dan kesehatan kerja, serta analis kesehatan, sehingga diharapkan mereka dapat memberikan layanan kesehatan yang aman dan bermutu di masa depan.

Tahun ini, hibah dari Kemdiktisaintek diberikan kepada 55 perguruan tinggi vokasi dengan total 4.999 mahasiswa penerima manfaat. Dari jumlah tersebut, 2.623 mahasiswa masuk dalam Tipe A dan 2.376 mahasiswa dalam Tipe B.

Peserta Tipe A memperoleh pembiayaan sebesar Rp750.000 untuk uji kompetensi yang tidak memerlukan atau hanya sedikit menggunakan bahan habis pakai. Sementara peserta Tipe B menerima Rp950.000 untuk uji kompetensi yang membutuhkan bahan habis pakai dalam jumlah besar.

Guna memastikan kelancaran program, pada Kamis (26/6), Kemdiktisaintek menggelar workshop di Kampus Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS). Kegiatan ini menghadirkan asesor pendamping dari kementerian yang merupakan mantan ketua LSP di lembaga pengelola pendidikan vokasi.

Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kemdiktisaintek dan pimpinan perguruan tinggi penerima hibah.

Dalam sambutannya, Darmansyah dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Dirjen Pendidikan Tinggi, Kemdiktisaintek, menyampaikan bahwa program ini merupakan upaya nyata pemerintah untuk memastikan lulusan vokasi memiliki daya saing tinggi dan siap bersaing di pasar kerja global.

“Melalui program ini, kami ingin mendorong peningkatan kualitas lulusan vokasi, baik dari sisi kompetensi teknis maupun profesionalisme di dunia kerja,” ujarnya.

Program sertifikasi ini difokuskan pada bidang STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics), dengan penekanan khusus pada sektor pangan dan energi.

Tujuan utamanya adalah meningkatkan kompetensi mahasiswa vokasi sesuai level KKNI, memperkuat daya saing lulusan di dunia kerja nasional maupun internasional, serta mendorong serapan lulusan oleh dunia usaha, industri, dan sektor lainnya.