Hari Tanpa Tembakau Sedunia, FKM Unair Pemkot Surabaya Kolaborasi Kampanye Anti Rokok di Taman Bungkul Surabaya 

SURABAYA | Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) bersama Pemkot Surabaya menggelar kampanye anti rokok dalam rangka menyambut “Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2024” di Taman Bungkul Surabaya, Minggu (9/6/2024) pagi.

Adapun kegiatannya meliputi aksi penukaran rokok dengan susu, cek kesehatan gratis yang melibatkan Kader Surabaya Hebat (KSH), Bunda Paud serta Dinas Kesehatan, KLH kota Surabaya serta 12 perguruan tinggi yang ada di Surabaya.

Kampanye anti rokok yang dilakukan FKM Unair & Pemkot Surabaya dalam rangka menyambut “Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2024” di Taman Bungkul Surabaya, Minggu (9/6/2024) pagi.

Kepada wartawan, Dekan FKM Unair Prof. Dr. dr. Santi Martini, M.Kes menyebutkan, perlu diketahui Hari Tanpa Tembakau sedunia merupakan event dunia yang di laksanakan pada seriap tanggal 31 Mei. Diberbagai kota di dunia berupaya untuk meningkatkan kesadaran kepada masyarakat tentang paparan bahaya asap rokok. Ini bagian bentuk promosi serta edukasi untuk hidup sehat.

“Pada hari ini, kita bekerja sama dengan Pemkot Surabaya untuk memperingati Hari Tanpa Tembakau sedunia serta mempunyai pemahaman yang sama, yaitu warganya harus sehat,” kata Prof. Santi.

Disampaikannya, salah satu yang menimbulkan rasa sakit adalah terkena paparan asap rokok. Seperti beberapa waktu yang lalu BPJS Kesehatan merilis, bahwa penyakit yang banyak menyedot dana BPJS yaitu ginjal kronis, kanker, hipertensi serta diabetes militus.

“Kita tahu biayanya tidak sedikit, baik di level makro dan mikro tingkat rumah tangga. Kalau ada yang terkena penyakit kronis, pasti ada peralihan belanja di level keluarga dan ini sangat kasihan sekali dan miris,” ujarnya.

Dekan FKM Unair Prof. Dr. dr. Santi Martini, M.Kes saat diwawancarai awak media di Taman Bungkul, Surabaya. (09/06/2024) Minggu pagi. (foto:Nugi)

“Kita penting memberi pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya merokok, tidak hanya kepada orang tua namun juga kepada generasi muda mulai dari SD, SMP, bahkan SMA bahkan juga sejak dini,” tambah Prof. Santi.

Untuk itu pihaknya sengaja mengajak KSH dan Bunda Paud, karena mereka dekat dengan pendidikan anak-anak di usia dini. Dimana bentuk edukasi bahaya paparan asap merokok itu bermacam macam, seperti game permainan, pemeriksaan kesehatan termasuk menukar rokok dengan minuman sehat.

“Jadi ada alternatif lain tidak untuk menyalurkan keinginan merokok seperti makan makanan sehat seperti buah serta minuman yang sehat,” ungkapnya.

Harapan dari kegiatan ini, kata Prof. Santi, perokok akan sadar tentang bahaya asap rokok dan alternatifnya adalah berhenti merokok dan berharap kegiatan ini berlangsung terus berkelanjutan.

“Jangan sampai kita kena penyakit kronis. Berdasarkan riset kesehatan tahun 2018 menyebutkan, dimana jumlah perokok aktif di usia 10 hingga 18 tahun malah meningkat dan ini menjadi kekawatiran kita semua,” ujarnya.

 

(nugi)