Tim Astro 24 UNAIR Raih Juara III di Kontes Robot Indonesia 2024

SURABAYA | Kontingen mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR), tim Astro 24, berhasil meraih Juara III pada Kontes Robot Indonesia (KRI) 2024. Acara tahunan yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional tersebut berlangsung di Universitas Muhammadiyah Surakarta dari Senin hingga Jumat (1-5/7/2024).

Kontingen UNAIR terdiri dari tim inti yang beranggotakan Affa Ndaru Rabbany Wijaya, Wisnu Imam Satrio, Zinadine Zidan Alsyahana, dan Stevanus Saut Hamonangan Gultom. Selain itu, tim juga diperkuat oleh manajer, Jasmine Adlina Hapsari, serta tim support Jeffrey Nobel Martin, Wildan Fauzi, Muhammad Jundi Al Ghifari, dan Khalisa Zahra Maulana. Semua anggota adalah mahasiswa Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan (TRKB) FTMM.

Affa Ndaru Rabbany Wijaya, atau yang akrab disapa Ndaru, menjelaskan bahwa tim Astro 24 bersaing pada divisi Kontes Robot Tematik Indonesia (KRTMI) yang mengusung tema permasalahan sampah. Tim Astro 24 menciptakan dua robot, Apin dan Acil, yang masing-masing memiliki fungsi khusus.

“Apin adalah robot autonomous yang dilengkapi dengan kamera untuk mendeteksi dan memilah sampah berdasarkan jenisnya. Sementara itu, Acil adalah robot manual yang digunakan untuk mendistribusikan sampah,” jelas Ndaru mewakili tim.

Tahap Lomba

Proses menuju kemenangan tersebut tidaklah mudah. Stevanus, salah satu anggota tim, mengatakan bahwa mereka harus melalui berbagai tahapan seleksi, mulai dari seleksi dokumen, seleksi wilayah, hingga seleksi nasional.

Pada tahap nasional, tim mendapatkan tantangan untuk membuat dua robot yang dapat bekerja sama dalam memilah dan mendistribusikan sampah. Tantangan terbesar mereka adalah beradaptasi dengan kondisi lapangan di lokasi lomba yang berbeda dengan informasi awal.

“Saat inspeksi lapangan, kami menemukan banyak perbedaan, seperti tinggi conveyor yang berbeda dan getaran yang tidak stabil. Kami harus cepat beradaptasi dengan situasi ini. Selain itu, kami juga mengalami kerusakan teknis di tes pertama, dan harus memperbaikinya hanya dalam waktu 30 menit,” ungkap Stevanus.

Adaptasi, Kunci Kemenangan

Kemampuan tim Astro 24 untuk beradaptasi dengan cepat dan memperbaiki robot di tengah tekanan waktu menunjukkan keunggulannya dalam menghadapi tantangan. Walaupun dengan jumlah anggota lebih sedikit daripada tahun lalu, tim Astro 24 berhasil membuat robot berukuran lebih besar.

“Tahun ini, kami hanya bersembilan dan diminta membuat dua robot dengan dimensi 80×90 cm, yang salah satunya harus full autonomous. Ini sangat menantang karena kami harus membuat robot baru dari awal tahun ini,” papar Ndaru.

Pada akhirnya, Ndaru berharap agar prestasi yang diraih bersama tim dapat terus meningkat. “Harapan kami, torehan prestasi kedepannya bisa meningkat dan selalu membanggakan FTMM serta Universitas Airlangga,” imbuhnya.

 

(nugi)